Part 9 : Lantas

3.7K 321 17
                                    

Saat di perjalanan menuju rumah Ashel, Zee yang tengah fokus pada jalanan terganggu karena sedari tadi Ashel menatapnya lekat.

"Hey kenapa shel?" tanya Zee.

"Hah? eh engga kok gpp" jawab Ashel dengan gugupnya saat ketauan memandangi wajah Zee.

"Beneran? kok daritadi kamu ngeliatin akunya kayak gitu banget"

"Gpp kok Zee cuma baru kali ini liat wajah serius kamu kalo lagi nyetir" Ucap Ashel membuat Zee tersenyum malu.

"Masa si? emg gimana?"

"Gimana apanya?"

"Ganteng kan aku?" ucap Zee sambil menaik turunkan alisnya menggoda Ashel.

"Dih! pede bgt ya bapak satu ini."

"Bilang aja aku emang ganteng, kamu juga cantik kok."

Deg!

Jantung Ashel berdegup kencang, pipinya merah merona saat Zee menyebut dirinya cantik. Zee yang melihat itu pun terkekeh.

"Cie salting, emang cantik kok" ucap Zee sambil terus menggoda Ashel.

"Ish! Zee jangan gitu dong aku malu." balas Ashel memukul lengan kiri Zee, hanya di balas kekehan oleh pria manis itu.

Mereka sedang menunggu lampu merah yang terkenal sangat lama, Zee yang iseng membalas menatap wajah Ashel. Tatapan tajam dan memikatnya membuat siapapun bakalan salah tingkah, termasuk Ashel. Gadis ini sudah menutup mukanya karena malu.

"Zee udah dong jangan di liatin terus akunya"

"Kenapa emgnya hm?"

"Aku malu Zee."

"Padahal kamu cantik loh, jangan di tutupin gitu" Ucap Zee sambil membuka tangan Ashel yang menutupi wajah cantiknya.

Mau tak mau Ashel pun menurut, matanya tak sengaja bertemu dengan matanya Zee. Mereka saling tatap satu sama lain. Entah siapa yang memulai kini wajah mereka sudah benar-benar dekat hanya berjarak beberapa centi saja.

Kening mereka sudah menyatu, Nafas keduanya pun terasa di kulit masing-masing. Zee mulai menutup matanya perlahan, begitu pun Ashel. Bibir Zee mulai mendekat ke bibir merah Ashel.
Saat ingin menyatu..

Tin! Tin!

Suara klakson mobil menyadarkan mereka dari situasi itu, Zee pun langsung menarik diri dan melajukan mobilnya kembali. Ashel mengalihkan pandangannya keluar jendela, Ia malu kenapa dirinya tak menolak itu. Zee yang gugup mencengkeram stir sambil mengetuk pelan dengan jarinya. Ia menggaruk tengkuknya tak gatal itu.

Suasana dalam mobil jadi sangat canggung, entah Ashel ataupun Zee hanya terdiam dan fokus pada jalanan. Mobil Zee akhirnya sampai di depan rumah Ashel. Namun Ashel belom juga beranjak dari tempatnya.

"Shel, udah sampai" ucap Zee membuat Ashel tersadar.

"Eh iya ya, makasih ya Zee udah mau nganterin aku pulang" ujar Ashel sambil membuka seat belt nya.

"Emm iya sama sama"

"Sekali lagi aku makasih ya, aku masuk dulu ya Zee." Saat Ashel ingin membuka pintunya, tangan Zee menahannya. Ashel pun menoleh dan mengerutkan keningnya.

"Kenapa Zee?"

"U-uhm itu shel, yang tadi di lampu merah aku minta maaf ya udah kurang ajar sama kamu" Ucap Zee sambil meminta maaf dan menatap lekat Ashel.

Ashel tersenyum manis, "Ngga apa zee, tadi aku juga salah kok. Udah ya lupain aja nanti kamu telat lagi pulang nya. Katanya tadi jangan sampe pulang telat."

The Sun [ Zeeshel ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang