Part 19

2.7K 260 36
                                    

Setelah mengantarkan Fiony pulang ke rumahnya, Zee tidak langsung pulang ke rumah melainkan menuju sebuah danau kecil dekat kompleknya. Zee memarkirkan motornya dan melihat sekelilingnya.

masih sama kayak dulu..

Zee berjalan menuju perahu kecil yang berada di sebuah danau. Tempat paling sering ia kunjungi setelah dulu Ashel pindah. Dan tempat inilah ia bertemu seseorang yang telah menyakitinya.

"Dimana kamu sekarang? apa kamu bahagia dengan pilihanmu yang baru?" gumam Zee sambil mendayung perahu itu ke tengah danau.

Zee terbayang kejadian beberapa tahun lalu saat dirinya masih berusia 8 tahun. Ia bertemu dengan seorang anak perempuan usia 12 tahun tengah menatap kosong danau.

"hey kamu kenapa diam saja disini?" tanya Azizi kecil.

Anak perempuan itu menoleh kearah zee, Ia cuma menggeleng.

"Kamu baru pertama kali kesini ya? aku baru melihat mu disini."

Lagi-lagi anak itu hanya mengangguk tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

Karena Zee anaknya penasaran, ia langsung berjalan menuju anak itu dan menariknya menuju perahu kecil di danau.

"Yuk daripada melamun kamu ikut aku aja."

Anak itu hanya diam, ia sebenarnya bingung kenapa anak kecil ini sok akrab dengan nya. Zee dan anak itu duduk diatas perahu.

"Kenapa kamu ngajak aku kesini? kita kan ga saling kenal"

Akhirnya anak perempuan itu mengeluarkan suaranya, Zee yang mendengar itu tersenyum manis.

"Kalo kata mamaku, kita harus menghibur seseorang kalau dia sedih walaupun tidak saling mengenal."

Zee kembali tersenyum dan menatap lekat anak perempuan itu.

"Oh ya nama aku Zee, kakak namanya siapa?"

Anak itu mengernyit, "Kayak nama cewek aja."

"Ih ga boleh gitu kak itu nama pemberian mamaku, nanti mamaku marah loh kakak bilang kayak gitu."

Anak perempuan itu menatap sinis Zee, "Anak mama dasar."

Zee tersenyum mengingatnya, dulu betapa juteknya dia saat Zee mencoba berbicara padanya.

"Kak main yuk jangan disini aja, aku bosen" Zee kecil mencoba mencari perhatian seorang anak perempuan.

Anak itu menghela nafas panjang lalu menoleh kearah Zee, "Kalau mau main ya sana main sendiri, jangan ganggu kenapa sih"

Zee mendengar itu hanya bisa cemberut, kenapa susah sekali mengajak main kakak ini.

"Zee pulang yuk udah dicariin mama" Ajak Chika yang kala itu masih berusia 9 tahun.

"Tuh anak mama udah dicariin mamanya, sana pulang." Usir anak perempuan itu.

Zee lagi-lagi tersenyum dengan kilasan masa lalunya itu. Seorang anak perempuan lebih tua darinya mengajarkan bersikap mandiri, ga manja, kuat dan pantang menyerah.

Zee menghela nafas lelahnya, kejadian dua tahun lalu cukup membuatnya sangat trauma.

"Kenapa kamu bersikap seperti itu? sebenarnya apa yang kamu alami sehingga kamu melakukan hal keji itu untuk menutupinya?"

Zee sadar, ia merasakan hal janggal saat kejadian itu terjadi karena sebelumnya ia habis mengantarkan wanita yang menjadi pacarnya itu ke rumahnya. Namun, karena kecerobohannya ia meninggalkan helmnya disana.

The Sun [ Zeeshel ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang