Part 8 : Kegabutan yang berlanjut.

3.6K 328 22
                                    

Sore harinya, Zee dan keempat kecebongnya sedang berada di taman belakang. Mereka menikmati udara sore hari yang sejuk ini.

"Ntr malem kalian nginep?" Tanya Zee pada keempatnya.

"Iya gua gabut bgt dirumah ngga ngapa-ngapain" Ujar Aran.

"Boleh deh, jarang kita ngumpul kayak gini" Ucap Mira yang disetujuiin keempatnya.

"Tapi nanti balik dulu apa gimana? kita kan ga bawa baju?" Tanya Oniel.

"Eh iya juga"

Mereka semua kompak berpikir gimana baiknya.

"Gaush pulang dulu, tadi papa udah telpon orang tua kalian buat bawain baju kalian. nanti malem kita barbeque'an bareng" Ucap Gracio mengangetkan mereka.

Gracio datang dari dalam sambil membawa cemilan untuk mereka.

"Serius pa?" tanya Mira.

"Iya tadi mami mu juga bilang bisa kok tenang aja mir papa tau kok" Jelas cio yang membuat Mira tenang.

Pasalnya tadi pagi saat dia izin, Maminya bilang ingin pergi ke rumah neneknya.

"Lagi pula nenekmu juga neneknya zee, kan papa adiknya mamimu"

"Eh hehe iya mira lupa pa"

Gracio duduk di sebelah Oniel, dia tau anak ini sedang merindukan ayahnya.

"Sayang kenapa hm? Oniel kangen ayah?" tanya Gracio yang melihat wajah sendu anak sahabatnya ini.

"Pa... ayah kapan pulangnya? apa Opa belom puas nyiksa aku, kakak sama bunda?" ujar Oniel yang sudah menteskan air matanya. Gracio yang melihat itu langsung memeluk Oniel, menenangkan anak gadis yang sudah ia anggap anaknya sendiri.

"Sssttt jangan nangis ya, papa yakin ayah kamu lagi berusaha untuk meyakinkan opamu kalau bundamu adalah istri dan ibu yang baik untuk semua serta anaknya." Jawab Cio sambil mengelus kepala Oniel.

Ya Ezka, ayah Oniel yang sedang berjuang mendapatkan restu papanya yang tak pernah setuju pernikahan putranya dengan wanita seperti Naomi. Padahal Naomi adalah wanita paling baik dan juga penyayang. Entah apa yang membuat papanya Ezka tak merestuinya.

"Tapi pa, aku udah 2 tahun ga ketemu sama ayah. Aku cuma rindu walaupun hanya denger suaranya." Tangis Oniel semakin menjadi. Aran yang tak tega dengan sepupunya ini langsung membantu cio menenangkan Oniel.

"Nil udah ya, ayah Ezka pasti sedih lu nangis kayak gini. Nanti dia nganggep usahanya gagal. Lo tau sendiri ayah paling ga suka putrinya nangis."Ucap Aran. Se absurd apapun kelakuannya tapi jika sudah menyangkut sepupunya ini dia akan menjadi bijak dan tidak akan tinggal diam kalo sepupunya ini disakitin.

"Hiks ran... tapi ayah bakal balik kan?"

"Pastinya, ayah pasti bakalan balik kok."

"Kalo Oniel butuh sosok ayah untuk sementara yang bisa diajak curhat, dateng ke acara atau sekedar minta saran ada papa cio, ada papa dyo, papi Boby, Abi vino, sama daddy Jojo." Ucap Gracio membuat yang lain mengangguk.

Di balik pintu penghubung taman itu, ada Naomi yang melihat anaknya itu ikut menangis. Jujur Naomi sendiri pun sangat merindukan suaminya itu, tapi apa boleh buat papa mertuanya susah memberikan mereka restu. Shani, Shania, Melody, Sinka, Sendy berusaha menenangkan Naomi.

"Udah mi, kamu harus kuat di depan Oniel ya" ucap Melody yang menenangkan adik iparnya ini.

"Tapi teh, sampe kapan papa mau hukum aku dengan mengurung Ezka dirumahnya?"

"Hufft teteh pun gatau mi, kenapa bisa papa ga merestuin kalian. Padahal awalnya papa seneng sama hubungan kalian."

"Udah ci, nanti Cici sakit lagi. Emang Cici mau liat Celine sama Oniel sedih?" Tanya Sinka yang tak tega melihat kakaknya ini.

The Sun [ Zeeshel ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang