Take your time and enjoy!
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Lampu ruang UGD menyala, menandakan bahwa para dokter yang sedang menangani Zee akibat terkena luka tembak sudah selesai melakukan operasi.
Para keluarga yang menunggu di depan sontak langsung berdiri dan berharap bahwa operasi tersebut berjalan lancar.
Dokter terlihat keluar dari ruangan, dan menatap wajah cemas dari para keluarga korban.
"Dok gimana keadaan anak saya?" tanya Shani dengan derai air mata serta matanya yang sembab akibat terlalu lama menangis.
Dokter tersenyum melihat khawatirnya seorang ibu, "Alhamdulilah semuanya berjalan lancar, Zee anak yang kuat dia bisa bertahan disaat kondisi yang seharusnya tidak memungkinkan untuk selamat. Tapi tenang aja Zee akan membaik setelah sadar nanti, tapi ingat jangan biarkan dia banyak gerak ya soalnya lukanya masih basah."
Mendengar penjelasan itu, semua bisa bernafas lega.
"Hufft bagus deh gua kira tuh bocah ga bakal selamat, mana sempet-sempetnya nyatain perasaan ke Ashel"celetuk Aran sambil menggelengkan kepalanya.
Evan terkekeh geli, "gua inget kejadian itu jadi ketawa lagi, inget banget aran lagi panik terus pas pengen di angkat Zee nya malah nyatain perasaan ke Ashel."
Naomi pun ikut tertawa, ia orang pertama yang nanya pada Aran kondisi Zee yang mana malah di jawab ketus serta wajah kesalnya.
"iya bunda inget, bunda nanya dia malah di ketusin terus disuruh nanya ke Ashel." Ucapan Naomi barusan membuat wajah Aran semakin kusut.
"Ck, lagian Zee orang lagi sekarat juga masih sempet-sempetnya kayak gitu." Sahut Aran sambil memutar bola matanya.
Mereka menggeleng melihat kelakuan Aran, sampai suara sepatu terdengar melangkah menuju mereka.
Semua kompak menoleh pada sosok pria tinggi yang mengenakan masker serta topi hitam.
Matanya terlihat tajam namun tatapannya meneduhkan, sosok itu menghampiri Naomi dan memeluk erat wanita cantik itu.
Seketika mereka langsung menatap tajam siapa pria yang sudah berani memeluk Naomi.
"Hei pak, ngapain anda meluk kakak saya?!" ujar Sinka
Sosok itu hanya menatap Sinka sebentar lalu kembali membenamkan wajahnya pada leher Naomi.
Sedangkan, Naomi yang dipeluk tiba-tiba itu pun hanya terdiam kaget dengan apa yang terjadi.
"Aku kangen banget sama kamu mi..." ujar pelan sosok itu.
Deg!
Tubuh Naomi bergetar mendengar suara yang sangat dikenalnya. Perlahan namun pasti, Naomi segera membalas pelukan itu dan menangis sesenggukan.
Mendengar Naomi yang menangis mereka semua pun panik dan mencoba memisahkan pria misterius itu dari Naomi.
"Loh loh mi, kok nangis heh?" Jojo yang kebetulan ada disebelah Naomi pun bingung harus apa.
"Hei pak, lepaskan adik ipar saya!" Melody pun berjalan menuju mereka lalu saat ingin memisahkan, Dyo segera menghentikannya.
Melody menatap tajam dyo, "Kamu apaan si yo, itu liat Naomi udah nangis kayak gitu kamu--"
"KAMU KEMANA AJA EZKA! HAH? AKU TANYA KAMU KEMANA AJA SELAMA DUA TAHUN INI? AKU KANGEN KAMU HIKS... APA KAMU TEGA NINGGALIN AKU SENDIRI SAMA ANAK-ANAK?!" Teriakan Naomi terdengar kencang setelah memotong pembicaraan Melody.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sun [ Zeeshel ]
Teen FictionSeorang pria yang mempunyai masa lalu buruk tentang seorang wanita, maka tak heran jika dirinya jomblo sampai saat ini. lalu bertemu lah dengan seorang wanita yang bisa menyembuhkan luka lamanya itu. bagaimana kisah selanjutnya? ikuti alur ceritanya...