Bab 31

2.5K 169 34
                                    


"Ehmm..."

Sehan gregetan, dipegang pipi adiknya itu.

"Apa?! jawaban kamu apa? jangan buat koko semakin deg-degan Shani" ujar Sehan dengan memelankan suara diakhir kalimat.

Kokonya ini kenapa? kok deg-degan. . .

"Aku masih mau lanjut ko, ga mungkin aku pisah disaat anak-anak lagi masa tumbuh kembangnya. Aku gamau mereka harus merasakan pahitnya kehidupan dengan bercerainya kami, aku harus nurunin ego demi anak-anak meski aku pun sakit" nada bicara Shani pun mulai bergetar, dirinya harus kuat demi anak-anaknya.

Sehan, Rica maupun Farish merasa sesak mendengar penuturan Shani. Bagi mereka ini luka yang serius, mau marah pun tapi Gracio tetap memiliki tanggung jawab untuk menafkahi anak kandungnya dari Anin.

"Shani, kamu tenang aja ya. Koko yang bakal bantu kamu untuk menyelesaikan masalah ini secepatnya" Sehan meyakinkan Shani bahwa ia akan membantu adiknya itu. Shani menatap serius kokonya, "Bagaimana caranya ko?"

Dengan perhitungan hati yang mantap Sehan menjawab, "Saya, Sehan Penggala Natio siap menikahkan Aninditha Kahyara dan menerima semua kekurangan serta kelebihannya"

Shock!

Rica, Farish dan Shani terkejut mendengar penuturan Sehan. Bagaimana bisa dengan lantangnya pemuda itu menyebutkan hal tersebut.

"Ko! apaan sih gausah aneh-aneh ko" sanggah Shani.

"Kamu serius Sehan? mama bakalan dukung apapun keputusan yang menurut anak-anak mama itu adalah pilihan terbaik" Rica tidak masalah misalkan Sehan ingin menikahi Anin, namun apakah Shani dan Gracio akan menerima hal itu.

Rica bukan tipe ibu yang harus memaksakan tipe mantu yang idaman atau mematokkan tinggi, menurutnya berbuat baik saja padanya dan anaknya sudah lebih dari cukup.

"Papa pun setuju, tapi kamu serius ko? maksud papa, kamu bakal nerima dia tulus kan? Soalnya yang papa tau pun Anin itu orang baik dan kalau boleh papa bilang, dia itu terlalu naif han" Farish sebenarnya tau asal usul Anin.

Anak dari Alm teman baiknya, namun sayang nya orang tua Gracio terlalu menganggap Anin sebagai wanita yang tidak jelas asal usulnya dari mana.

"Sehan ikhlas pa, Sehan tulus. Sebenernya waktu itu Sehan pernah ga sengaja ketemu dia waktu ngambil rapot Zee pas Shani sama Gracio lagi ke Singapura"

"Itu kan sudah 2 tahun lalu ko"

Sehan menoleh, "Memang, dari situ koko jadi penasaran sama dia. Sampai akhirnya berita kamu berantem sama Gracio karena dia, koko merasa jadi punya kesempatan untuk mengenal dia lebih dalam"

Dari semua penjelasan Sehan kini ketiganya ngerti, cinta itu bisa datang kapan saja. Dan bertemu maupun berpisah adalah takdir.

"Kamu setuju kan Shan?" Pemuda ini tak pantang menyerah mendapat restu adiknya ini.

Sehan tahu, sebenernya berat pasti menerima keadaan seperti ini. Tapi ia yakin, Shani berhati besar dan mau menerimanya.

Shani masih diam mendapat pertanyaan itu.

"Kamu juga sudah anggap Lala sebagai anakmu kan Shan?"

Mendengar nama Lala, ia jadi ingat betapa berefeknya Lala untuk Zee. Segimana hancurnya Zee karena Lala harus menuruti permainan ayahnya sendiri.

Lala pun sama naifnya seperti Anin, ia mudah sekali dimanfaatkan Gracio. Huh, anak malang itu sudah banyak sekali mendapat luka akibat ulah ayahnya sendiri.

Shani pun juga ingin Lala bahagia.

"Dengan berat hati, aku izinin koko untuk sama Anin. Tapi ingat ya, koko harus janji sama aku untuk bisa bahagiain anak aku, Lala. Dia udah terlalu banyak dapat luka yang dibuat oleh Cio" Shani menjawab dengan nada tegas dan lugas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Sun [ Zeeshel ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang