Part 21

3.2K 272 33
                                    

Saat sedang berdoa, tiba-tiba...

Dor!

Ada seseorang yang tidak dikenali siapa menembak tubuh Zee dari depan. Orang itu langsung kabur untuk melarikan diri. Semua teman-teman bersama karyawan cafe itu pun panik.

"ZEEEE!!!" Teriak mereka barengan karena terkejut dengan apa yang terjadi.

Mereka melihat Zee yang terkena luka tembak di bagian dada sebelah kiri. Darah segar mengalir deras dari tubuh Zee. Terlihat Zee yang lemas karena luka tembakan itu.

Mereka tidak menyangka hal tak terduga seperti ini bisa terjadi. Padahal mereka hanya ingin membuat surprise pada Ashel. Namun, ini menjadi kenyataan mereka memberi kejutan pada Ashel yang ternyata mereka pun terkejut akan hal itu.

Aran yang melihat itu pun langsung melepaskan tali yang mengikat tangan Zee dan langsung mengangkat tubuh Zee untuk membawanya ke rumah sakit. Ia tak mau sahabatnya kenapa-napa.

"AYO BANTU GUE!! JANGAN DIEM AJA ITU SIAPIN MOBILNYA DULU!" Teriak Aran pada teman-temannya.

Mereka langsung berhamburan keluar untuk menyiapkan sebuah mobil. Ashel yang baru saja sampai pun terkejut mendengar suara tembakan dan teriakan banyak orang di dalam cafe itu.

Ashel pun melihat ada seseorang bertopeng yang seperti tidak asing postur tubuhnya berlari meninggalkan cafe itu. Tak lama, banyak teman-teman Zee yang keluar dari cafe seperti ingin mencari bantuan.

Ashel semakin merasa takut bahwa pikiran buruknya benar terjadi. Ashel tak sanggup jika itu beneran terjadi.

"Ashel!!!" panggil Mira yang terburu-buru dengan air mata yang mengalir.

Ashel menatap cemas Mira, sungguh firasatnya tidak baik kalau Mira sudah menangis artinya keadaan Azizi sedang tidak baik.

"Kenapa Mir? Azizi mana?" tanya Ashel yang panik dimana letak dan keadaan Azizi.

Mira berusaha mengatur nafasnya agar bisa memberi tahu Ashel baik-baik.

"Huh hah huh... shel suruh abang lu siapin mobil dulu" perintah Mira yang sedang mengatur nafasnya membuat Ashel langsung mengangguk dan bilang sama Evan.

Tak lama setelah Mira bilang seperti itu Aran berjalan tergopoh-gopoh sambil menggendong Zee yang sudah berlumuran darah.

Ashel yang melihat itu langsung menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ashel yakin ini dirinya cuma mimpi seperti waktu itu ketika Zee kecelakaan, namun saat Aran melewati Ashel yang terdiam dan tak sengaja menyenggol Ashel baru lah gadis ini sadar bahwa ini nyata.

"ZEEEE!!!!!" teriak Ashel dengan tubuh bergetar melihat orang yang disayanginya berlumuran darah.

Ashel masuk lewat pintu samping yang membuat dirinya menjadi bantalan kepala Zee. Dilihatnya wajah Zee yang sedang menahan sakitnya.

"Dikta kamu kenapa hiks... kenapa bisa kayak gini..." tangis Ashel sambil mengelus kepala Zee.

"EH GOBLOK CEPETAN JALAN JANGAN DIEM AJA!!" teriak Aran yang sudah panik namun Evan hanya diam saja melihat kejadian yang tidak sesuai dengan rencana.

Barulah Evan tersadar dan langsung mengendarai mobil nya menuju rumah sakit milik keluarga Aran. Evan sesekali melihat keadaan adiknya dan juga Zee lewat kaca spion berharap Zee tidak akan kenapa-napa.

Aran terlihat menangis dalam diam, dirinya tidak akan pernah mengampuni siapa pun yang sudah berani mencelakai sahabatnya apalagi orang yang paling Aran sayang dan jaga.

'Siapa pun lo yang udah bikin sahabat gua terluka, gua akan balas juga dengan luka yang lebih menyakitkan. lihat aja' batin Aran yang bersumpah akan menghabisi pelaku itu.

The Sun [ Zeeshel ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang