Part 26

1.8K 224 31
                                    

Chika yang baru saja masuk ke kamar Flora melihat adiknya yang sedang berusaha membuat Lala sadar.

"Flo" panggilnya

Flora menengok ke arah Chika, "Kak bantuin bangunin kak Lala dong tadi adek lupa dia nebeng sama adek"

Chika mengangguk paham, kini gadis itu pun mengambil minyak kayu putih dan juga melonggarkan pakaian Lala agar sirkulasi udara dalam tubuhnya dapat bekerja dengan baik.

Flora memperhatikan Chika yang dengan cekatan memberikan Lala minyak kayu putih.

"Dek, kamu bisa ngasih nafas buatan ga?"

Tanya Chika dengan enteng membuat Flora terkejut, ini kakaknya sinting apa gimana si. Lala hanya pingsan bukan tenggelam.

"Heh budak korporat, ente jangan ngadi ngadi. Dia tuh cuma pingsan bukan tenggelam ya markonah" jawab Flora dengan wajah kesalnya

Chika tertawa mendengar penuturan adiknya itu, dirinya hanya bercanda mengapa adiknya itu serius banget jawabnya.

"Haha kakak cuma bercanda dek, tuh liat dia udah mau sadar"

Flora melihat Lala menggeliat, membuka matanya dengan perlahan. Chika tersenyum melihat kakak tirinya mulai sadarkan diri.

"Euhmm...ini dimana ya? duh pusing banget" ujar Lala sambil memperhatikan langit-langit kamar yang terasa asing baginya.

Beberapa saat kemudian, Lala pun terkejut melihat Flora dan Chika tengah tersenyum manis padanya.

"Loh kok"

Kedua kakak beradik itu masih terdiam menunggu Lala ingat akan hal yang baru saja terjadi.

"Kak lala?" panggil Chika sambil mengusap punggung tangan Lala yang kini terlihat memikirkan sesuatu.

"Chika? Flora? Jadi yang tadi itu beneran?" Tanya Lala yang masih berharap cemas bahwa tadi itu tidak nyata alias mimpi

Keduanya pun kompak mengangguk, membuat semua harapan Lala runtuh begitu saja.

Lala menghela nafas, cobaan apalagi yang kini ia hadapi. Sudah cukup dia kehilangan orang yang ia cinta, kini ia juga harus menelan pahitnya mengetahui bahwa selama ini sosok pria yang menafkahinya ternyata ayah kandungnya sendiri.

"Kak Lala, Chika mohon jangan benci sama papa. Mungkin ini emang ga adil, tapi Chika gamau papa sampai jauh lagi sama anak pertamanya. Chika mohon, jangan tinggalin papa ya kak" ujar Chika

Lala berpikir, apakah dirinya bisa menerima kenyataan ini. Dimana dahulu papanya? Lala tidak pernah merasakan kasih sayangnya. Sakit, namun bagaimana pun ia tetap papa kandungnya.

"Kakak perlu mikirin ini Chik, kakak bingung. Ini terlalu tiba-tiba apalagi selama ini kakak ga pernah dapet kasih sayang seorang ayah" ucap Lala dengan lirihnya.

Sungguh, sangat berat berada pada posisi Lala. Disatu sisi, ia mencintai azizi. Tapi, faktanya ia memiliki ikatan darah dengan remaja laki-laki itu karena gracio adalah papa mereka berdua.

Mengapa hidupnya terus menderita? Apakah dirinya tak berhak untuk bahagia? Kenapa semesta tidak memberinya kebahagiaan walaupun sedikit saja. Lala menangis kembali, dirinya hanya butuh bundanya untuk sekedar menenangkan hati dan pikiran kalutnya.

Flora mengalihkan pandangannya, matanya terasa panas melihat seorang wanita yang kini faktanya adalah kakak tirinya menangis. Dunia memang gila, penuh dengan teka-teki.

Chika memeluk Lala, memberikan ketenangan walaupun ia yakin itu tidak akan bisa.

Ceklek...

The Sun [ Zeeshel ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang