Imagine 😳😳😳 (Mr. WasTaken)

900 66 44
                                    

Pov: perusahaan ayah kamu hampir bangkrut dan ayahmu nikahin kamu sama Clay tapi cuma untuk kontrak, cuma untuk selamatin perusahaannya.

I named y/n as 'Arum'

TW: beberapa kata yang mungkin tidak nyaman untuk beberapa orang.

_______________________

Arum tidak tahu lagi harus apa sekarang. Kelakuan Clay benar-benar membuatnya sakit kepala. MUlai dari minta disuapi, menyuruh Arum mengelus kepalanya saat tidur siang, sampai meminta dipesankan pizza tapi saat pesanannya datang, Clay mengelak kalau dia pernah meminta pizza padanya. Memusingkan!

Seperti sekarang, laki-laki itu berbaring di paha Arum yang sedang fokus menonton TV. Clay menatapnya terang-terangan, Arum menyadari itu. Ia mencoba untuk bergerak, berharap Clay bangun dan berhenti mengganggunya. Namun tetap saja, Clay adalah Clay, bocah ingusan yang keras kepala.

"Kenapa?" tanya Arum pada akhirnya.

Bukannya menjawab, Clay malah bangkit dan memutar tubuh Arum untuk menghadapnya.

"Apa kau mencintaiku?" Clay menatapnya penuh arti.

Tatapannya bukan yang seperti biasa, kali ini seperti ada permohonan yang tersirat di sana. Arum merasakan tidak ada permainan permainan lagi di nada bicaranya. Begitu tulus sampai-sampai membuatnya tidak percaya.

Arum berdiri, malas meladeni kata-kata yang menurutnya munafik. Ya, semua yang Clay katakan adalah hipokrit.

"Aku haus, kau mau minum?" tanyanya sambil terus berjalan ke dapur.

Clay menahan tangannya, Arum mencoba untuk melepaskan diri, tapi laki-laki itu malah mendorong dan langsung menindih tubuhnya di atas sofa.

Clay mengabaikan debaran jantungnya yang kian mengencang. Bodoh sekali, bukankah seharusnya Arum yang seharusnya merasakan itu selaku korban permainannya? Kenapa harus Clay yang merasakannya?

"Apa kau mencintaiku?" tanyanya sekali lagi.

Arum menelan ludahnya kasar. Matanya bergerak gelisah, otaknya mencoba mencari alasan lain untuk keluar dari jebakan ini.

"Kita menikah hanya untuk kontrak, berhentilah-"

"Katakan padaku yang sebenarnya," potong Clay. "Apa kau mencintaiku?"

Arum tergoda untuk mengatakan yang sebenarnya bahwa dia memang sudah jatuh, tapi bayang-bayang Clay yang semakin mendominasi hidupnya terlintas. Ia juga lelah dengan semua ini. Ingin rasanya jujur, tapi Arum tidak ingin kehilangan sifat Clay yang sekarang, Arum menyukainya.

"Tidak," jawab Arum datar.

Clay mengeraskan rahangnya, kemudian tertawa lepas, walaupun hatinya berteriak kesakitan.

"Menyedihkan. Kau pikir kau bisa mempermainkanku?" lirih Clay.

"Aku serius. KIta menikah hanya untuk membantu perusahaan ayahku dari kebangkrutan. Ayolah, kenapa kita membahas ini lagi, ha?" Arum menatap Clay gelisah, mengisyaratkan untuk tidak membicarakan ini lagi.

"Katakan saja kau mau aku nikahi hanya karena uang," ucap Clay sarkas.

Arum ingin sekali teriak seperti biasa, tapi yang keluar dari bibirnya hanya embusan napas pasrah.

"Kau boleh bilang begitu." sahut Arum.

Clay semakin naik darah. Dia kalah, Clay malah jatuh cinta pada perempuan yang menjadi mainannya. Dadanya terasa semakin sesak saat mendengar Arum menyatakan dengan tegas kalau dia tidak mencintainya. Pengecut, Clay merasa seperti pengecut sekarang.

"Jalang," gumam Clay.

Arum tertawa lirih. "Ejek aku sepuasnya, Tuan. Tetapi apa ini? Tuan dari si Jalang berharap cinta dari jalangnya sendiri? Menyedihkan."

Clay semakin terpojok dibuatnya.

"Aku tidak mengharapkan cintamu. Tidak pernah," sangkalnya.

"Ya, kau tidak. Tapi matamu iya."

_________________________________

author gak bisa nulis yang romantis-romantis gitu, kasih ide dong :'D -->

Vote pls author butuh uang tapi kucingnya warna kuning terus kemaren abangnya jatoh ke nether, jadinya ice creamnya aku yang makan

DreamSMP digoyangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang