George lope lope

917 89 57
                                    

Iya author juga kesel sama judulnya

***

Hari ini panas banget. Lima belas menit sudah berlalu sejak bel istirahat berbunyi. Kantin juga sudah agak sepi, George memutuskan untuk beli bakwan satu lagi buat dibawa ke kelas.

Saat sudah di depan warung pak Sapnap si penjual bakwan, George melihat perempuan yang lagi beli di situ juga. Pasti itu Zainab, pacarnya yang baru dia tembak seminggu lalu.

George berjalan mendekatinya, berusaha untuk tidak bersuara. Tangan kirinya maju untuk menggenggam tangan kanan pacarnya, lembut banget.

Plak.

"Aduh!"

George mengusap wajahnya yang panas, dia malah dapat tamparan keras dari cewek di depannya.

"Mau ngapain lu?!" kata cewek itu galak.

"Aku kan cuma mau pegang tangan kam–" kalimat George terpotong saat dia sadar siapa yang ada di depannya.

"Idih pegang-pegang, jijik!"

"Ya maap, gw kira lu Zainab tadi," kata George masih megangin mukanya yang perih.

Cewek itu menatap George dengan tatapan gak santai. Pak Sapnap yang dari tadi nonton pun ketawa gara-gara George salah sasaran.

"Y/n, ngomong-ngomong lu beli apa?" tanya George.

"Nasi kuning," jawab Y/n dengan nada ketus.

"Galak banget najong."

"Trauma gw dipegang om-om kayak lu!"

George mengerutkan dahinya. "Gw masih fresh gini dibilang om-om."

George bisa melihat bibir Y/n yang menggumamkan kata 'bodo' tanpa suara. Kalo dilihat-lihat, wajah Y/n cantik juga kalo lagi marah, imut gitu.

"Ngapain lu ngeliatin gw?" tanya Y/n.

George kepergok, dia langsung buang muka. "Enggak,"

"Punya pacar dua asik juga kali ya." Kata George dalam hati. Dia geleng-geleng untuk menghilangkan pikiran itu, mengingat Zainab paling gak suka kalo George deket-deket sama cewek lain.

"Ini nasi kuningnya neng," Pak Sapnap ngasih sepiring penuh nasi kuning ke Y/n.

Setelah bayar, Y/n langsung minggat dari situ, mungkin dia males berurusan dengan George lagi. Kelihatan dari mukanya.

Cowok berambut coklat itu memerhatikan Y/n pergi menjauhinya, berpikir gimana kalo dia pacaran sama Y/n, pasti seru. George bisa ledekin dia sampe marah, dia bakal candu sama wajah marah cewek itu.

"Heh! Kamu kesurupan ya?" Pak Sapnap menjentikkan jarinya di depan wajah George.

George tersadar dari pikirannya, dia sampe lupa tujuan utama dia di sini itu hanya ingin beli bakwan.

"Eh.." George ketawa canggung (malu banget kepergok dua kali ngeliatin cewek yang sama). "Mau bakwan satu dong pak."

"Satu doang? Bangkrut dah lama-lama saya buka kantin di sini."

George garuk-garuk kepalanya, apa boleh buat, uangnya sudah habis untuk beliin skincare Zainab. 

***

Y/n memasuki kelasnya, berisik banget. Sebelum istirahat tadi, kelasnya ada jam pelajaran olah raga, bisa dibayangin gimana harumnya kelas itu.

Y/n duduk di kursinya yang terletak di tengah kelas. Putri, teman sekelasnya menghampirinya dengan wajah panik.

"Eh gw nyontek tugasnya Bu Surti dong." katanya.

Y/n menaikkan alisnya bingung. "Emang ada?" tanyanya.

"Ada anjr, lu belom ya? Yah elah, Puffy gw liat punya lu dong!" dia langsung minggat ke meja Puffy, ninggalin Y/n yang masih kebingungan.

Cewek itu mengambil buku catatan di dalam tasnya. Terlihat tulisan 'Tugas Bu Surti (IPA) dikumpul pertemuan selanjutnya, jangan lupa', hatinya mulai dagdigdug. Masalahnya Bu Surti itu guru kejam, jam pelajarannya akan dimulai sebentar lagi.

"Dream, abis ini pelajarannya siapa?" Y/n bertanya ke teman di depannya.

"Pak Wahid dua jam," jawab Dream.

"terus Bu Surti ya?"

"Hmm," lanjut cowok itu tanpa melihat ke belakang, kepalanya nunduk. Mungkin lagi push rank.

Y/n panik sendiri. Otaknya mencari jalan keluar yang pas, tapi macet.

"Bolos pelajarannya Pak Wahid aja kali ya," monolognya.

Dia berpikir sebentar, bisa saja di mengerjakannya di rooftop (kalo di perpus entar disuruh masuk kelas lagi kalo gak ada ijin dari guru piket) sebelum jam pelajaran Bu Surti dimulai, tapi Y/n harus mengorbankan jam Pak Wahid.

"Ah bodo lah," dia pun mengambil buku tugas IPA dan tempat pensil lalu keluar kelas menuju atap, kondisi di luar masih ramai karena biasanya guru telat masuk setelah istirahat, memudahkan dia untuk bolos.

Y/n membuka pintu tangga menuju atap lalu bergegas menaikinya. Untung cuacanya gak begitu panas, jadi lumayan adem untuk sekedar ngerjain tugas.

Y/n duduk di kursi rusak samping tempat mirip gudang yang isinya barang-barang bekas. Di sini biasanya tempat orang pada pacaran, tapi sekarang sepi gak tau kenapa. Baguslah.

Saat lagi damai-damainya ngerjain tugas, Y/n denger kayak barang jatuh dari dalem gudang. Sebentar lagi selesai sih, tapi dia penasaran. Y/n putusin untuk masuk ke gudang dan mencari asal suara itu.

Krieett.. Pintunya bunyi pas dibuka.

"Buset kagak pernah diminyakin kali ya," gumam Y/n.

"Siapa itu?"

Y/n buru-buru ngumpet setelah dengar ada orang lain di ruangan itu. Suaranya perempuan, dia tidak melihat siapa-siapa, secara ruangan itu penuh sama barang bekas seperti kursi dan meja kelas yang udah usang, Y/n juga yakin orang tadi gak ngeliat dia.

"Angin doang kali," balas suara lain, kali ini suara laki-laki.

Y/n berusaha mencari orang itu sambil tetap bersembunyi di balik meja-meja berdebu. Baju seragamnya tertutup debu, tapi uasahnya tidak sia-sia, dia menemukan asal suara itu.

"George?" bisik Y/n pada dirinya sendiri.

Iya, terlihat Goerge dengan seorang perempuan yang Y/n tau itu pacarnya, Zainab. Wajah Zainab terlihat tidak begitu senang, kayak lagi ngambek gitu.

"Aku tu capek ya berjuang sendiri," kata Zainab sambil menyilangkan tangannya di depan dada.

George terlihat kaget sama ucapan ceweknya barusan. "Berjuang sendiri? Kamu pikir aku ngapain bela-belain jemput kamu dulu pas mau sekolah, beliin kamu skin care segala macem?" balas George gak mau kalah.

"Asik juga dapet hiburan gratis." kata Y/n dalam hati.

"Iya tapi semua itu palsu kan?" mata Zainab kelihatan basah.

George mengertukan keningnya. "Palsu?"

"Buktinya kamu ngeduain aku!"


Bersambung...

Vote komen en share ya man teman 😗

DreamSMP digoyangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang