Hush Now...

853 69 6
                                    

Terinspirasi dari lagu di atas.

Cast: Diana (sebagai 'Aku')
Technoblade
Niki
Ranboo
Philza

***

Ujian sebentar lagi. Aku menghabiskan waktu istirahatku di perpustakaan, membaca kembali materi yang sudah diajarkan guru sebelumnya. Perpustakaan di sekolahku tidak pernah ramai, bahkan saat deadline ujian seperti ini. Sebagian besar siswa berpikir tidak ada gunanya belajar,  ya, mereka selalu membawa contekkan.

Penjaga perpustakaan sudah mengenalku, seorang guru pernah bertanya, "Emang kamu gak makan?" aku jawab bahwa aku sudah makan, dan dia bertanya lagi, "Gak main? Emang kamu gak punya temen?" Aku hanya terkekeh canggung.

Aku sudah membaca beberapa bab dari beberapa buku pilihan. Bel pun berbunyi, aku masih berada di ruang sepi ini. Waktu istirahat di sini tidak terlalu lama, jadi kadang aku tidak memiliki waktu istirahat sama sekali.

Aku menuju kelasku yang berada di lantai dua. Beberapa siswa lelaki berlarian di koridor, wajah mereka seperti tidak peduli dengan apa fungsi asli bersekolah.

Kursiku berada di depan kelas, aku pemakai kaca mata, dan juga aku takut tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang guru jelaskan. Seorang perempuan duduk di sampingku, dia Niki, kami teman sebangku.

"Gw gak liat lu tadi, semedi di perpus lagi pasti, ya kan?" tanyanya sambil tersenyum jahil.

Aku tertawa pelan. "Sebentar lagi ulangan tau, kita harus–"

"Ya, ya, ya. Gw dah siapin contekan kok, tenang aja." dia memotong kalimatku.

"Mana enak ulangan hasil nyontek."

Niki tersenyum. "Diana, Diana... Siapa peduli sama enak gak enak, sedangkan guru aja gak pernah peduli mana siswa jujur dan gak jujur."

Aku menghembuskan napas malas, selalu saja membalas seperti itu. Padahal menurutku nilai jelek tapi hasil sendiri itu lebih berharga, lagi pula itu yang selalu guru katakan.

Pelajaran di mulai. Aku memerhatikan Niki yang tidak mendengarkan guru dan malah mengobrol dengan teman di belakang kami, Ranboo dan Techno.

"Kalian bisa kecilin suaranya gak sih? Gw gak bisa fokus," kataku sambil menoleh ke belakang.

"Oke, kutu buku." balas Techno.

Mereka tertawa, aku membuang muka, kejadian ini hampir terjadi di setiap mata pelajaran. Kecuali dengan guru killer tentu saja.

Aku lanjut mendengarkan guru, tapi hanya sedikit yang aku mengerti karena kelas sangat berisik. Huh, sepertinya aku harus begadang lagi untuk menggali kembali pelajaran hari ini.

***

"Pak, jangan ditutup dulu!" aku berteriak kepada satpam sekolah.

Aku berlari untuk mencapai pagar sekolah, untung saja dia tidak menutupnya.

"Makasih ya pak,"

Bapak itu geleng-geleng. "Lain kali jangan telat ya."

Aku tersenyum malu sambil mengucap maaf.

Untung saja guru jam pertama belum masuk, jadi aku masih punya kesempatan untuk tidak dihukum. Aku melihat Niki, Ranboo, Techno, dan satu orang yang tidak aku tidak kenal duduk di kursiku sedang mengobrol. Mereka menggenggam secarik kertas yang aku yakin sebuah contekan bersama.

DreamSMP digoyangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang