Ceritanya George cewek.
Note: ide pokok cerita ini bukan sepenuhnya ideku.
***
Dream tersenyum saat melihat istrinya melambaikan tangan dari pintu rumah. Perlahan tubuhnya menghilang seiring dia menginjak gas angkot tua yang menjadi penghasilan sehari-hari.
Pria berambut pirang itu sudah menjadi sopir angkot selama kurang lebih tujuh tahun, lebih tepatnya setahun setelah ia menikah dengan George. Meski kadang pendapatannya kurang, Dream tetap berusaha yang terbaik untuk belahan jiwanya.
Beberapa penumpang naik, beberapa penumpang pun turun. Langit berubah warna menjadi oranye cerah, Dream harus pulang sebentar lagi.
"Makasih ya Bu," katanya pada seorang wanita yang sengaja memberinya upah lebih.
Penumpang terakhir, Dream bersiap untuk pulang.
Mobil angkot itu berbelok ke gang perumahan sederhana. Dream memarkirkannya di tanah lapang samping rumahnya. Namun, ada yang menarik perhatian Dream saat ia membersihkan kursi penumpang.
Dream melihat ada kantong plastik hitam di samping tempat duduk yang ibu tadi duduki. Tangannya bergerak untuk membuka bungkusan itu, sebuah daging segar. Beratnya mungkin sekitar setengah kilo gram.
Ini pasti punya ibu tadi, tapi Dream tidak ambil pusing. Bibirnya tersenyum, walau ada gerakan dihatinya untuk mengembalikannya esok hari, pria itu menangkalnya dan memilih pura-pura tidak tahu kalau si ibu kembali bertanya tentang ini.
Dia masuk ke rumah dengan senang. "Nih, kamu masak ya."
George membuka kantong yang suaminya berikan. "Kamu beli ini? Daging kan mahal, masih ada Indomie di lemari makan!"
"Udah gak papa, malam ini kita makan enak." Katanya sambil tersenyum.
***
Dream memulai harinya dengan kecupan hangat dari sang istri. Setelah mengecek ulang angkot kesayangannya, dia pun pamit untuk mencari nafkah.
Hari ini cerah, seperti suasana hati Dream saat mengingat wajah George semalam, saat mereka makan malam dengan makanan enak. Andai Dream bisa memberikan George makanan dan pakaian mahal setiap hari, tapi nasib berkata lain. Lagi pula George tidak terlalu menuntut, dia tipe yang menerima Dream apa adanya.
Mobil tua itu berhenti di pasar. Dream sengaja mangkal di sana karena banyak ibu-ibu pulang belanja.
Saat mobilnya hampir penuh, Dream melihat orang yang tidak asing. Ya, itu ibu yang kemarin. Dream mempersiapkan hatinya untuk tidak bertingkah mencurigakan.
"Mas masih inget saya? Kemarin saya penumpang di sini, sore-sore." Tanyanya pada Dream.
"Oh, iya saya ingat." Balasnya.
"Kebetulan bungkusan saya ketinggalan, masnya ngeliat gak?" Katanya dengan wajah sedikit panik.
Dream berusaha memasang wajah datar. "Enggak Bu, gak ada bungkusan sama sekali. Emang kenapa Bu? Kok kayak ketakutan gitu?"
"Haduhh iya, soalnya itu isinya daging tumor bekas adik saya operasi kemarin."
(◕ᴗ◕✿)
Ib: sugasuhendra
Request (゚∀゚)☞
KAMU SEDANG MEMBACA
DreamSMP digoyang
Fanfictionnote: aku kasih rating dewasa karena mengandung kata kasar dan adegan kekerasan Fanfiction dreamsmp in bahasa Indonesia! Cerpen, kalo mau request silakan (◍•ᴗ•◍)❤