Selesai Pesta - Technoblade

214 19 9
                                    

Uhhhhhh jadi gini

DESCLAIMER: Ini cerita yang author tulis dulu pas masih sekita kelas 7-8 dan sekarang author udah duduk di kelas 10. Author cuma ganti nama tokohnya dari original character jadi member dreamsmp dan sedikit edit sana sini di beberapa bagian cerita

pls kalo cringe maaf banget author ngeditnya juga sambil senyum2 sendiri 😭

selamat membaca

⚠TW: Kekerasan, kata kasar, penindasan, dll

***

Technoblade adalah anak remaja biasa. Dia ingin masuk kampus besar dengan akreditas bagus, tentu saja untuk kepentingan masa depannya. Tapi tidak semua orang bisa mendapatkan apa yang mereka mau bukan.

Orang tuanya sudah mendaftarkannya lebih dulu ke kampus lain yang katanya lebih bagus, tidak lain dan tidak bukan karena urusan biaya. Mereka percaya kalau sesuatu yang murah belum tentu kualitasnya rendah, dan sesuatu yang mahal juga belum tentu bagus.

Sebenarnya dia tidak terlalu mempersalahkan itu, yang menambah beban pikirannya sekarang adalah dia harus tinggal di sana. Ya, kampus pilihan orang tuanya itu menyediakan asrama.

Technoblade membuka pintu ruang kamarnya. Besar, dia melihat ada dua kasur tingkat di sebelah kanan begitu juga di sebelah kiri. Di ujung ia melihat pintu kaca di tengah tembok. Dari pandangannya, di sebelah kanan ditempelkan stiker lambang laki-laki, yang satunya perempuan. Toilet.

Tunggu, apa-apaan?

Dia tidak terlalu mempermasalahkan itu. Tungkainya bergerak maju menuju kasur di dekat pintu keluar, katanya dia tempat tidurnya ada di ranjang bawah dekat pintu kamar.

Techno mengeluarkan pakaiannya dari koper, banyak barang-barang yang ia tidak ingat pernah masukkan. Pasti itu ibunya.

"Komputerku mati."

"Oh, sungguh, kalau kau menyebut rongsok itu 'komputer' lagi, aku akan membuka donasi di instagram."

Suara tawa masuk ke dalam telinga Techno. Kepalanya menoleh ke belakang, tiga orang pria keluar dari pintu kaca itu. Rambut mereka terlihat masih basah dan, mereka hanya menggunakan handuk untuk menutupi tubuh bagian bawah.

"Wah, lihat, kita kedatangan teman baru," salah satu dari mereka berseru dan langsung menghampiri Techno.

"Hei," Technoblade tersenyum canggung.

"Siapa namamu?" Tanyanya.

Techno memajukan tangan kanannya. "Technoblade,"

Dia tersenyum, tampan. "Dream,"

Kedua teman di belakangnya ikut bersalaman dengan Techno.

"Alex," kata yang satu dengan senyum manis yang tidak pernah luntur.

"Wilbur," kata yang berdiri di belakang, yang paling tinggi di antara mereka.

"Um, boleh aku tanya sesuatu?" Techno mencoba akur.

"Tentu." balas Dream.

"Stiker lambang wanita itu... maksudnya di dalam sini ada toilet wanita juga?"

Mereka menatapnya bingung, lalu tertawa.

"Kau tidak tahu? Maksudku, kau mendaftar ke sini kan?" kata Dream.

Techno mengangkat bahunya sekali. "Orang tuaku yang mendaftarkan aku ke sini. Aku tidak tahu apa-apa."

Alex terkekeh sekali lagi. "Jangan salahkan aku oke? Ini kampus kecil. Dan aku sedikit yakin pemiliknya hanya bosan lalu memilih membangun universitas untuk menghabiskan uang. Singkat cerita, kita harus berbagi kamar dengan perempuan." Dia bertanya.

DreamSMP digoyangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang