zombie apocalypse au, karna author lagi suka main zombie uprising di roblox pas nulis ini
enjoy syg
***
"Aku mencuri shotgun ini dari markas tentara kemarin." Ucap seorang perempuan bangga.
Teman yang berjalan di sampingnya membuang muka malas. "Emang kamu tahu gimana cara pakainya, Amora?"
Amora tersenyum lebar. "Iya dong! Aku bukan kamu yang hanya mengandalkan pedang sebagai senjata utama. Dunia ini hampir berakhir, Sapnap!"
"Ya, ya, ya. Mungkin sebelum kamu menghina kelebihan orang lain, pelankan dulu suara cemprengmu itu."
Amora berhenti berjalan. Perempuan itu menatap Sapnap lantas memukulnya dengan tongkat besi bekas pagar rumah warga yang rusak.
"Aw!" Pekik Sapnap.
"Suaraku tidak cempreng." Sangkal Amora sambil melanjutkan jalan. "Bahkan, dulu aku sempat mengikuti kursus bernyanyi sebelum kiamat zombie ini menyerang."
"Benarkah?" Tanya Sapnap, masih mengusap-usap lengan atasnya yang panas karena pukulan tadi.
Yang ditanya mengangguk.
Mereka kembali berjalan santai di tengah jalan raya yang begitu sepi. semuanya terlihat begitu suram, mobil-mobil terparkir sembarangan, bahkan ada yang terbakar. Pohon tumbang, dan bangunan-bangunan kosong dengan kerusakan di mana-mana.
Sapnap menangkap sebuah bangunan yang ia kenal betul. Sebuah minimarket dengan merah sebagai ciri khas warnanya. Tanpa pikir panjang, pria tinggi itu berlari ke dalam minimarket itu yang kaca depannya sudah pecah. Amora mengikutinya, tetapi tidak ingin ikut masuk.
Terlalu banyak zombie yang sudah membusuk di dalam sana. Dia pikir mungkin Sapnap sudah tidak punya indra penciuman setelah tujuh bulan bertahan hidup seperti ini.
Sedangkan di dalam sana, Sapnap sibuk mengambil beberapa kebutuhan pangan mereka. Namun sudah tidak ada yang tersisa. Sebagian besar rak minimarket itu sudah kosong, pasti orang lain sudah mengambilnya lebih dulu.
Sapnap memeriksa mesin kasir di sana, masih ada beberapa lembar uang dengan bercak darah. Entah untuk apa, mengingat semua toko di sini sudah hancur dan kemungkinan besar penjaganya sudah berubah menjadi zombie, Sapnap tetap mengambil uang itu.
"Ngomong-ngomong asal kamu dari mana?" Teriak pria itu dari dalam minimarket.
Amora mengisi ulang peluru shotgun yang ia pegang. "Spain. Keluargaku pindah karena kakak laki-lakiku bekerja di New York. Dia bilang dia orang kedutaan dan akan menjemput aku, papa, dan ibu secepatnya. Tapi dia tidak pernah datang sampai... orang tuaku berubah menjadi salah satu dari mereka." Jelas Amora, menunduk sedih.
"Bahasa Inggris kamu bagus." Sapnap mengubah topik.
"Mhm, papa sempat sewa guru privat Bahasa Inggris untukku sesaat setelah kami baru sampai di sini."
Sapnap berdecak kagum. "Keluargamu pasti kaya."
Dia kembali berputar di dalam sana. Sapnap mengambil apapun yang bisa ia ambil. Keripik kentang, bumbu dapur, bahkan permen susu. Ia tidak yakin apakah semua makanan itu masih layak dimakan, yang ia yakini adalah setidaknya permen susu bisa mencegah mereka berdua mati kelaparan.
Tidak lupa, Sapnap memeriksa lemari pendingin di ujung ruangan. Namun langkahnya terhenti saat melewati rak pembalut wanita. Masih ada beberapa bungkus di sana, dia pikir Amora pasti membutuhkannya.
"Amora?" Panggil Sapnap.
"Ya?" Amora mengikat kembali senapan panjangnya ke punggung, lantas menghampiri asal suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
DreamSMP digoyang
Fanficnote: aku kasih rating dewasa karena mengandung kata kasar dan adegan kekerasan Fanfiction dreamsmp in bahasa Indonesia! Cerpen, kalo mau request silakan (◍•ᴗ•◍)❤
