Kue Nuklir - The Syndicate

187 16 5
                                    

ceritanya Niki ultah dan the syndicate nyoba untuk bikinin dia kue

boom

apakah berhasil

enjoi

***

"Yakin?"

Ketiga pria di depannya mengangguk.

Niki tersenyum. "Tapi, jangan ragu untuk bertanya oke? Aku tidak mau dapur kita hangus hanya karena ulang tahunku."

Ranboo bergumam, "Tidak, tidak.", Technoblade menggelengkan kepalanya, Philza ikut bersuara, "Mana mungkin."

"Oke, kalian boleh pakai bahan apapun yang ada di sana. Aku akan tunggu di sini." kata NIki.

Mereka bangkit dari kursi masing-masing, menuju dapur yang ada di samping ruang diskusi. Niki masih bisa mendengar Ranboo yang berbisik-bisik harus apa nanti kepada Technoblade, tetapi dia tidak mau mengecewakan mereka yang katanya sudah belajar membuat kue.

Mata perempuan itu berkeliling memperhatikan ruang persembunyian mereka, yang awalnya selalu mengeluarkan aura gelap dan jahat, sekarang tertutup dengan dekorasi warna-warni dan bunga harum.

Walaupun dia satu-satunya wanita di sini, ketiga temannya yang lain mengerti kalau Niki selalu suka bunga dengan warna cerah. Dan di sinilah ia, duduk di meja biru ikonik itu dengan perasaan diterima.

Niki memutar tubuhnya, ia dapat melihat bayangan tiga pria itu sedang berkutat dengan alat-alat dapur. Dia bisa mendengar barang-barang jatuh dan cipratan air. Tak jarang juga omelan yang mereka keluarkan satu sama lain.

"Ranboo berhenti menghitung stroberinya, itu sudah cukup kau tidak perlu mengeceknya lagi."

"Gunakan pisau yang kecil untuk memotong labu, Technoblade."

"Bantu aku mengaduk adonan ini dan letakkan mangkuk stroberi itu!"

Philza yang paling banyak berteriak. Niki membayangkan apa yang mereka lakukan di dalam sana. Ia ingin menghampiri, tetapi Technoblade membuatnya berjanji untuk tidak membantu mereka.

Tak lama, seorang pria tinggi keluar dari sana. Itu Ranboo, berjalan canggung dengan jas hitamnya yang sekarang putih karena tertutup tepung di beberapa tempat.

"Kenapa?" tanya Niki saat pria ender itu sampai di depannya.

"Berapa gula yang dibutuhkan untuk adonan toppignnya?" tanya Ranboo balik.

"Dua sendok makan."

Ranboo menunduk. "Sialan."

Niki menatapnya bingung. "Apa?"

"T-tidak, bukan masalah-"

"Jadi berapa? Enam atau tujuh?" Technoblade tiba-tiba ikut keluar.

Niki menahan tawa saat melihatnya. Perempuan itu tahu seharusnya rambut Technoblade disanggul, tetapi beberapa helai terlepas ke bahunya. Dia tidak memakai jubah, jadi celana cokelat gelapnya terlihat bernoda putih seperti jas Ranboo, bajunya juga basah. Dan mahkotanya, terlihat miring hampir jatuh.

"Tujuh kan? Sudah kuduga." katanya lagi, kali ini dengan nada bangga.

Ranboo menggeleng pelan. "T-tidak, Technoblade."

"Memang berapa?"

"Hanya dua sendok. Kita harus mengulang adonannya."

"Teman-teman, maafkan aku." Philza ikut keluar dengan mangkok kosong, setengah bajunya merah, kontras dengan bajunya yang berwarna hijau. "Aku menumpahkan adonannya."

DreamSMP digoyangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang