bagian 36

175 10 0
                                    

Fitra menumpang sementara di kos salah satu kawan kuliahnya,begitu info yg kudapatkan dari dito.Bahkan sekarang aku tak peduli jika dito menertawakanku yg seharian ini terus sms2 dia,hanya untuk mendapat kabar posisi fitra saat ini.Ada sedikit kelegaan setelah tau fitra masih dikota ini.Selanjutnya aku memaksa dito untuk menjemput fitra agar kembali ke kos.

"Ngebet amat sih bang? Jadi sekarang udah sadar?" Dito yg kujemput dikampusnya menggodaku.
"Sadar apaan?" Aku mengangkat alis menatapnya.
"Halah masih denial aja,jadi sekarang fitra itu penting kan?"
"Udah buruan naik,udah sore nih,bacot aja lu dit,"
"Hihihi,biasa aja kale bang gak usah muna lagi,widya yg gak tau apa2 aja semalem bisa lgsung nembak nanya lu suka fitra,"
"Iya ya?kok dia tau sih dit?"
"Bang...bang...apa ada anak kos yg lain yg panik bgt fitra keluar  dari sana?apa yg lain teriak2 manggil fitra saat dia pergi? Apa ada yg lebay mukul2 tembok krna fitra gak ada? Abang doang kan? Sikap lu itu udah kebaca bgt kalau lu kehilangan bang...bukan kehilangan kawan atau sahabat,karna sikap kita gak bakal seekstreem itu klo yg pergi hanya teman biasa.Andai yg pindah kos gue atau bang bagus,gak mungkin kan elu sampe segitunya?"
Aku hanya termangu denger omongan dito,yg mau tak mau kubenarkan dalam hati.Yah sudahlah,aku memang gak bisa terus terusan membohongi diri sendiri kan.Aku benci,marah dan jijik menyadari tumbuhnya rasa yg tak normal atas diri fitra,tapi kenyataannya aku sedih dan takut saat tau dia pergi dari tempat dimana aku masih bisa melihatnya.

Maka ketika aku bisa melihatnya lagi malam ini di kos kawannya yg ngondek yg dulu pernah main ke kos(dan digampar anwar),aku tak mampu menyembunyikan luapan rasa gembiraku.Serta merta aja aku peluk dia,kuacak acak rambutnya dan kutinju pelan kepalanya.Aku geregetan setengah mati,rasanya campur aduk bisa melihatnya lagi saat ini.Aku abaikan muka2 bingung kawan2 nya yg melihat tingkahku.

"Kampret lu,mo lari kemana sih?kabur gak bilang2!" (Me)
"Kalau bilang namanya bukan kabur kale bang!"(dito)
"Bang zanu...knp kesini...?" (Fitra)
"Dia kangen elu fit tp dia muna,"(dito)
"Huss jgn ngawur dit...,"(fitra)
"Beneran kok,buktinya dia maksa2 gue buat nganterin lu kesini,dia suka sama lu fit,tp yaah biasalah straight kan gitu,denial nya lebay,"(dito)
"Sstt dit gak sopan ah,bang zanu itu lebih tua dari kita,jgn kurang ajar gitu..,"(fitra)
"Serah dah,"(dito)

Sementara mereka berdebat aku tak mampu mengalihkan pandanganku dari muka fitra.Apa benar aku menyukai lelaki ini? Apa tak salah aku jatuh hati pada lelaki bermuka manis dihadapanku ini? Kenapa hatiku merasa begitu senang bisa menatapnya lagi seperti sekarang?Dia lelaki zan...dia sepertimu,seperti Anwar,Bagus,Septa...kau tidak pernah merasakan sensasi aneh pada mereka seperti yg kau rasakan terhadap dia kan?Kau tak pernah terbayang2 muka anwar,bagus dan yg lain.Kau tak pernah mencemaskan mereka seperti kau risau memikirkan fitra.Apa semua itu masih kurang menyakinkanmu bahwa kau telah jatuh cinta padanya?

Tapi mengapa?kenapa?bagaimana bisa?Aku tak pernah berencana untuk jatuh cinta,yg kujalani selama ini sudah cukup menyenangkan.Aku menggauli wanita2 untuk memenuhi kebutuhan sex ku.Aku memacari mereka tanpa cinta dan kasih sayang.Bahkan aku lebih sering memikirkan pekerjaan ku dari pada mereka.Yg kuingat dari mereka hanyalah betapa nikmatnya menghajar lubang kewanitaan mereka.Tak ada romantisme,meskipun mereka berusaha meluluhkanku.Jadi begini rupanya jatuh cinta yg sesungguhnya.Sebuah perasaan yg nyaris tak pernah kualami kini memenuhi hatiku.Perasaan rindu,khawatir,sedih,takut kehilangan,bahagia ketika melihatnya.Sungguh aku telah gila.

Dari mana awalnya semua ini terjadi?

POSITIVE NEGATIVE (REAL STORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang