Kriiiiing!
Lisa mengerang. Dering alarm dari ponsel membangunkannya dari tidur nyenyak, padahal di mimpi ia nyaris mencium Song Joongki.
"Hei, bangun! Sahur!"
Lagi-lagi Lisa menutup telinga. Alarm sudah tak berdering sebab dimatikan oleh sang sahabat.
"Lis, bangun. Kamu mau puasa gak sahur lagi?"
"Berisiiik! Nanti I sahur alone."
Rosé menatap Lisa dalam diam. Lantas, gadis itu melengos. Pergi begitu saja tanpa mempedulikan Lisa lagi. Toh, katanya Lisa akan sahur sendiri nanti, kan?
--
Kriiiiiiing!
"Ya Allah, noisy banget nih alarm!" Lisa menggerutu. Dengan mata masih terpejam ia meraba-raba nakas di samping tempat tidur dan berhasil mendapatkan ponselnya yang berdering bising. Masih dengan mata terkantuk-kantuk, Lisa melihat jam di layar ponselnya.
"Jam--WHAT! UDAH JAM SETENGAH TUJUH?!"
"Apaan, sih, teriak-teriak? Berisik tahu!"
Lisa menoleh menatap horor Rosé. "Kok you gak bangunin I, sih?!" ujarnya kesal.
Rosé mendengus. "Siapa yang tadi pas dibangungin bilangnya, 'berisiiik! Nanti ai sahur elon!'."
"Ya, dipaksa dong! You kayak gak tahu I aja orangnya very-very lazy. Mana gak shalat subuh." Lisa manyun.
"Yeahh, makanya kalau dibangunin aama alarm itu bangun! Bukannya malah matiin alarm terus tidur lagi!"
Mendengar ceramahan Rosé, Lisa tambah manyun. Bibirnya maju lima senti. Dalam hati gadis itu sudah menggerutu dan menyesali kejadian pagi ini. Pada akhirnya, Lisa puasa dengan perut kosong. Oh, kasihan.
"Udah, ya. Aku mau berangkat kuliah. Nanti sore kalau kamu kosong bisa temanin aku jualan jamu di lapangan."
Tiba-tiba raut wajah Lisa langsung cerah. Dengan mata berbinar-binar ia menangkap tangan Rosé menahannya untuk pergi. "I follow, dong! Biasanya lapangan rame too much brondong-brondong young. Kan, mayan buat cuci eyes, hehe!"
Rosé memutar mata malas dan menarik tangannya. "Zina mata kok bangga. Awas ntar matanya dicolok pakai bara api di neraka!"
"IIIIH, ROSÉ MAH!"
"Hahahaha! Bye, Lisaaa!"
Lagi-lagi Lisa manyun ditinggalkan oleh sang sahabat.
--
"Hugry, thirsty, and very-very hot!"
"Ngeluh terus, baru juga puasa setengah hari." Rose menimpali. Lisa menutup telinganya tak peduli, sebab ia memang sudah tak tahan.
Siang-siang, panas, matahari lagi di atas-atasnya dan tadi pagi ia tak sahur. Cobaan hidup macam apa lagi yang lebih parah dari itu, hah? Oh, ada. Gak punya duit.
"LAPAAAAAR!"
"Tahan."
"Lama."
"Ngapain gitu, biar gak kerasa lama," usul Rosé yang langsung direspon cepat oleh sang sahabat.
"Oh!"
Lisa mengeluarkan kamera dari sling bag-nya. Kemudian, "tadaaa! Let's make a vlog video! We make a vlog about our sales preparation! What do you think?" [ayo buat sebuah vlog! Kita buat vlog tentang persiapan penjualan kita! Gimana?]