Kim Taehyung meraba sebelah tempat tidur. Dia tak mendapati tubuh sang istri di sana. Laki-laki itu seketika membuka mata. Melirik wanitanya yang sedang bersolek di meja rias tak jauh dari sana.
"Mau ke mana pagi-pagi rapi banget?" tanya Taehyung yang masih mengantuk.
"Aku mau ke rumah mama. Ini jadwal mama berobat. Semalam aku udah izin, kan?" jawab Yerin sembari mengoleskan lipstik di bibir.
Taehyung bangun, kemudian duduk di tepi kasur. "Lama nggak? Mau dijemput jam berapa?"
"Nggak usah. Sebelum magrib aku udah pulang kok."
Taehyung mengangguk. "Kalau ada apa-apa sama mama kabarin aku, ya."
"Iya. Oh iya, AC di kamar Yeonjun rusak. Kamu nanti telepon tukang AC, ya."
"Iya. Apa lagi? Mumpung aku libur hari ini."
"Sama bangunin Yeonjun nanti jam setengah sepuluh ada kelas jam sepuluh katanya. Kasian tadi abis sahur nggak bisa tidur gara-gara kepanasan."
Taehyung mengacungkan ibu jari. "Siap."
"Ya udah aku berangkat dulu," pamit Yerin sambil mencium tangan sang suami.
"Iya, hati-hati. Salam buat mama."
Beberapa saat setelah Yerin pergi, Taehyung menghubungi teknisi AC. Dia melirik jam dinding, jarum jam menunjuk ke angka sembilan. Lalu dia meninggalkan kamar menuju dapur.
Taehyung membuka tudung saji di meja makan. Tak ada makanan apa pun di situ. Mungkin istrinya lupa membuatkan sarapan. Dia beralih membuka lemari es, melihat ketersediaan bahan.
Laki-laki itu menyiapkan resep dengan telaten. Walaupun bukan koki yang andal, tapi kalau hanya nasi goreng saja dia bisa.
Menu makan pagi sudah siap, waktu yang tepat membangunkan anak semata wayangnya untuk menikmati makanan bersama.
Taehyung mengetuk beberapa kali pintu kamar Yeonjun. Tak ada jawaban. Ketika membuka pintu, mendapati anaknya masih tidur.
"Njun, bangun."
Yeonjun belum juga membuka mata.
Taehyung membangunkan lebih keras kali ini. "Bangun! Ini udah jam setengah sepuluh. Ayah udah buatin nasi goreng."
Akhirnya Yeonjun bangun. Masih dalam keadaan mengantuk, dia mengekori sang ayah ke meja makan.
Saat mereka hendak makan, ada yang datang. Ternyata itu adalah petugas reparasi AC.
"Ini AC di kamar anak saya rusak, Pak," kata Taehyung sambil menunjukkan kamar Yeonjun.
"Iya, pak. Saya semaleman kepanasan jadi nggak bisa tidur," imbuh Yeonjun.
"Saya cek dulu ya, Pak," ujar teknisi itu.
Taehyung kembali ke meja makan. Menikmati nasi goreng buatannya yang belum sempat dimakan tadi.
"Ternyata nasi goreng buatan ayah enak juga," puji Yeonjun.
"Iya, dong. Kalau soal makanan begini sih ayah jago. Habisin aja. Ayah udah kenyang."
Yeonjung kegirangan. Tidur semalaman tanpa pendingin udara membuat napsu makannya bertambah.
Setelah beberapa menit perbaikan, akhirnya AC kembali benar seperti semula.
"Makasih, Pak," ucap Taehyung.
"Iya sama-sama, Pak. Kalau nanti kalau ada kerusakan lagi, bisa hubungi saya lagi."
"Ini ongkosnya. Silakan teh ini diminum dulu, Pak."
Tukang AC itu mengambil amplop dari Taehyung namun menolak mencicipi teh. "Maaf, Pak. Saya puasa. Terima kasih. Saya permisi."
Seketika Taehyung terhenyak. Yeonjun yang sedang menikmati sarapan mendengar hal itu mendadak tersedak. Mereka lupa kalau ini bulan Ramadan.
"Astaghfirullah! Yah, gimana, nih. Aku lupa," sesal Yeonjun.
"Ayah juga lupa. Ayah tadi udah makan beberapa suap juga."
"Terus gimana ini kita, batal atau nggak?" kata Yeonjun lagi.
"Pantesan tadi pagi bundamu nggak ninggalin makanan. Ya udah kita lanjutin aja puasanya."
"Tapi tanggung banget, Yah. Aku belum minum. Seret, nih."
"Kalo lupa nggak apa-apa. Anggap aja rejeki."
"Aku minum ajalah."
"Kalau gitu kamu batal puasa."
Yeonjun tak pedulikan peringatan sang ayah. Dia tetap meneguk segelas air itu.
Tiba-tiba Yerin pulang. Taehyung dan Yeonjun mendadak panik. Taehyung berusaha menyembunyikan dan membersihkan bekas makan, sedangkan Yeonjun kabur ke kamar.
"Hai, Sayang. Kok, udah pulang? Mama gimana?" Taehyung berusaha mengalihkan perhatian Yerin, menggiring wanita itu ke kamar mereka. Dia punya firasat jika sang istri akan marah jika tahu apa yang terjadi. Apalagi ini baru hari kedua Ramadan.
"Tadi ada Mas Hoseok, dia yang nemenin mama ke rumah sakit. Jadi aku pulang," ujar Yerin.
Taehyung memijat bahu Yerin. "Oh, gitu. Ya udah kamu istirahat aja, ya. Kamu pasti capek, kan."
Yerin curiga. "Kamu kenapa, sih?"
"Nggak apa-apa, kok. Tadi aku udah melaksanakan tugas dari kamu. Aku udah panggil tukang AC sama bangunin Yeonjun," jelas Taehyung masih sambil terus mengurut badan Yerin.
"Nggak. Pasti ada yang salah." Yerin berdiri kemudian berlalu meninggalkan kamar.
Taehyung terlihat jelas berusaha menghalangi Yerin menuju dapur, hal ini semakin membuat wanita itu berprasangka. Ternyata benar saja. Netranya menangkap penggorengan dan piring kotor di tempat cuci piring. Padahal sebelum berangkat Yerin sudah membersihkan semuanya.
Yerin menghela napas. "Kamu tadi sama Yeonjun habis makan?"
"Ng-nggak."
Yerin menunjuk sisa nasi goreng di tempat sampah. "Ini apa?"
"Tadi aku sama Yeonjun lupa kalo lagi puasa. Beneran."
"Terus?"
"Iya kita baru inget setelah tukang AC bilang dia puasa. Maafin aku, Yang."
Lagi-lagi menghela napas panjang. "Kamu minta maaf bukan sama aku. Tapi sama Allah."