Prolog

1K 40 0
                                    

Hai hai guys. Apa kabar? Baik dong pasti. Outhor datang lagi nih. Niatnya mau comeback pake Suami Idola. Tapi keknya ini dulu aja lah. Karna naskah nganggur. Yang ono biar selesai dulu.

Buat pembaca "Resep Cinta Dalam Doa" pasti ada yang ngeh sama covernya. Yupps ini novel yang outhor ikutin lomba. Kodarullah belum rezeki. Tapi gapapa, setiap cerita punya pembacanya kan gusy?

Yang penting mah maju terus pantang mundur.

HAPPY READING

SEEMOGA KALIAN SUKA YA😘

***

“Plis sayang, kumohon bertahanlah. Bertahanlah demi anak kita. Aku dan anak kita membutuhkanmu. Cukup Mama Papa yang pergi.” Lean menangis tersedu-sedu. Wajah kusut dengan air mata yang tak berhenti menetes.

“Maaf Lean, aku minta maaf. Semua salahku, Papa Mama meninggal karena aku.”

Lean menggeleng cepat, dia tidak tahu apa yang terjadi beberapa jam yang lalu. Dia hanya mendapat telepon dari kepolisian jika kedua orang tuanya mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat. Selang berapa menit setelahnya, tetangganya juga mengabarkan jika istrinya berada di rumah sakit dan harus melahirkan di usia kandungan yang masih 24 minggu. Saat itu otaknya tidak bisa mencerna semuanya dengan baik.

“Lean aku boleh minta dua permintaan padamu?” tanya Rina lagi, nada suaranya pelan sekali. Nyaris tak terdengar.

Lean mengangguk cepat. Lalu keduanya lenggang sejenak, saling bertatapan dalam.

“Yang pertama, tolong maafkan aku apapun kesalahanku.” Ujar Rina. Tanpa pikir panjang Lean segera menganggukkan kepalanya berulang. Dia hanya ingin semua menjadi cepat dan istrinya tidak terbebani dengan apapun.

Rina menarik sudut bibirnya simpul. Mengulurkan tangan kanannya, mengusap air mata yang membasahi pipi kiri Lean.

“Yang kedua, tolong carikan pria bernama Zean dan beri nama putraku dengan nama itu.”

Selepas Lean benar-benar hilang dari pandangan wanita itu bersama napas yang juga ikut menghilang.

Napas Lean tercekal-cekal, spontan ia bangkit dari posisi tidurnya. Mengusap wajahnya kasar. Mimpi itu, mimpi yang sudah dua tahun ini selalu menghantui tidurnya. Mimpi yang selalu berputar seperti kaset rusak yang tak kunjung usai.

“Apa yang sebenarnya terjadi di hari itu?” tanya Lean dengan lirih. Pikirannya menerawang pada kisah dua tahun silam.

_______

Play Second Fiddle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang