✧ ⃟ ⃟ ━━━HAPPY READING━━━ ⃟ ⃟ ✧
Beberapa hari telah berlalu, kini Kania sedikit merasa lebih baik karena belakangan ini pelanggannya bertambah dan keuntungan yang ia dapatkan lebih banyak. Akan tetapi, hal lain membuat Kania terus kepikiran, yaitu masalah hutang Aldi dan juga Rico yang menuntut dirinya agar mau menikah dengannya.
Ia mengaduk jus yang sudah ia pesan sembari terus melamun memikirkan masalahnya. Tiba-tiba saja seseorang mengagetkannya.
"Dorrr Kaniaa!" Kania kaget.
Ia menoleh kebalakang dan melihat Hana yang mengagetkannya dengan Elma. "Apaan si kalian, ngagetin aja." Kesal Kania.
Hana dan Elma langsung duduk di kursi kosong di meja Kania. "Lagi ngelamunin apasih? Mikirin cowo ya? Cieeee." Goda Hana.
Kania berdecak kesal, "Ck. Siapa yang mikirin cowo coba."
Elma dan Hana terus menggoda Kania. "Ah masa? Kemaren ada cowo yang cium kening lo tuh." Ujar Hana.
Pipi Kania menjadi merah karena ucapan Hana. Elma tidak menyangkan dan turut bergembira dengan hubungan Kania.
"Ya ampun Nia, semoga langgeng ya. Gue dukung lo." Ujar Elma.
Kania memutar bola matanya malas, sementara Elma dan Hana terus menggodanya sembari memesan minuman.
"Jadi, sejak kapan lo pacaran?" Tanya Elma kepada Kania.
Kania mengacak-acak rambutnya frustasi, "Haduh gue ga pernah pacaran sama itu cowo." Pekik Kania cukup keras.
"Lalu? Dia siapa dong?" Tanya Hana dan Elma secara bersamaan.
Kania mengambil nafas dalam lalu bersiap untuk berbicara. "Dia ...." Ucap Kania menggantung.
"Dia siapa Kania?" Tanya Elma dan Hana kembali secara bersamaan.
'Kalau aku cerita semuanya ke Hana dan Elma, apakah akan merubah hidupku? Tidak juga. Lebih baik aku memendam semuanya ini sendirian, lagi pula aku tidak ingin mereka tau siapa Rico dan masalah hidupku,' Batin Kania mencoba berfikir ulang.
"Dia bukan siapa-siapa." Ujar Kania setelah memikirkan segalanya.
Hana dan Elma saling berpandangan satu sama lain, sepertinya mereka mengerti akan maksud Kania. "Yaudah, kalau lo gamau cerita ke kita gapapa kok. Intinya kita selalu dukung lo." Ucap Hana seraya memegang bahu Kania.
"Iya Kania, kalau ada masalah jangan segan dan sungkan minta tolong ke kita." Sahut Elma.
Kania tersenyum kearah Hana dan Elma. "Makasih sayang-sayangku." Ujar Kania. Ia bersyukur memiliki teman seperti Hana dan Elma yang tidak memandang status sosial.
Tak berapa lama kemudian, pelayan datang membawa nampan berisi minuman pesanan Hana dan Elma.
"Eh bentar, kalian kenapa mau nongkrong di cafe kayak gini? Kalian kan mampu buat nongkrong di tempat mewah." Tanya Kania kepada Hana dan Elma.
"Mau tempatnya mewah, biasa aja, sederhana, mau di pinggir kali, di pinggir jurang, asal nongkrongnya sama sahabat mah asik aja. Iyakan Hana?" Ujar Elma yang di balas dengan anggukan oleh Hana.
Kania tersenyum hambar. "Gue tuh suka insecure sama kalian. Harusnya kalian ga berteman sama gue, gue hanya gadis miskin yang-"
"Cukup! Gue gamau lo berkata kayak gitu lagi!" Sahut Hana memotong pembicaraan Kania.
"Lo itu sahabat terbaik, siapapun lo, gue akan selalu menganggap lo sahabat." Sambung Hana.
"Tau ah si Kania, dari dulu gitu terus. Kita kan sayang sama lo." Timpal Elma.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND IS BADBOY
Romance🔞WARNING!🔞 • Mengandung konten dewasa (18+) • Terdapat beberapa kata kasar dan umpatan Dimohon untuk bijak dalam memilih bacaan. -------------------------------------------- Kania Indriana, gadis polos yang mau tidak mau harus menikah dengan CEO...