✧ ⃟ ⃟ ━━━HAPPY READING━━━ ⃟ ⃟ ✧
Rico terbangun ketika mendapati bunyi alarm yang ada di meja disamping tempat tidur. Ia menguap dan mulai menggeliatkan tubuhnya.
Ia bangun dan mendapati waktu menunjukkan pukul 5 pagi. Ia juga melihat dirinya masih memakai pakaian kantor, ia mengingat kejadian semalam.
Rico menepuk dahinya karena merasa bodoh. Ia langsung bangkit berdiri dan berjalan menuju arah pintu. Ia membuka pintu kamar dan kaget melihat Kania yang tiba-tiba tergeletak di lantai.
Ia langsung membopong tubuh Kania dan membawanya keatas ranjang. Ia berusaha membangunkan Kania dengan menepuk-nepuk pelan pipi Kania sembari memanggil-manggil namanya.
"Kania, bangun Kania." Ujar Rico.
Tak berapa lama kemudian, Kania membuka matanya dan Rico tersenyum melihat hal itu. Kania bangkit duduk dan menundukkan kepalanya.
"Kania, kamu gapapa?" Tanya Rico yang diacuhkan oleh Kania.
Rico duduk di samping Kania sembari membelai rambutnya. "Sayang, kok diem terus." Gumam Rico merasa tak berdosa.
Kania terus diam mengacuhkan Rico. Rico bangkit berdiri dan berjalan kearah pintu kamar yang lupa ia tutup kembali lalu menutpnya.
Ia berjalan kearah Kania sembari melepaskan satu-persatu pakaiannya. Kania yang melihat hal itu sedikit kaget dengan sikap Rico. Batinnya bertanya-tanya. 'Apa yang mau dia lakukan?'
Hingga kini Rico telanjang dada, ia mendekati Kania dan langsung membopongnya. Kania terus diam dengan tatapan bingung.
Rico membawa Kania menuju kedalam kamar mandi. Disana, ia langsung melepaskan baju tidur Kania yang hanya berupa daster pendek sepaha.
Rico kaget karena Kania tidak menggunakan dalaman sama sekali, baik bra ataupun CD. Ia langsung melepas celana yang ia pakai beserta CD yang ia pakai. Kemudian ia melemparnya kesembarang arah bersama dengan baju tidur Kania.
Ia berdiri dibelakang Kania, tangannya menggapai shower dan menyalakannya. Seketika air membasahi tubuh mereka dari rambut sampai ke ujung Kaki. Rico memeluk tubuh Kania dari belakang, merasakan siraman air yang cukup dingin di tubuhnya.
"Kania." Ujar Rico berbisik.
"Hmmm." Gumam Kania.
"A-a-aku ...." Balas Rico menggantung.
"Akuuuuu ...."
Kania hanya diam mematung dipelukan Rico sembari mendengarkan ucapan Rico yang terus menggantung dan gugup. Jujur saja ia merasa marah dengan perlakuan Rico kepadanya kemarin malam.
"Kania, kamu marah sama aku?" Ujar Rico ditelinga dengan suara baritonnya.
Sekali lagi Kania hanya diam mematung tak menggubris Rico sedikit pun. Air terus membasahi tubuh mereka yang sama-sama telanjang.
Rico menghela nafasnya kasar karena Kania tak meresponnya sama sekali. Ia sadar, semua ini salahnya. Ia bingung harus menjelaskan apa kepada Kania, ia harus memutar otaknya agar dapat memberikan alasan yang masuk akal dan bisa dimengerti oleh Kania.
"Kania, aku minta maaf karena kemarin aku melakukan hal yang seharusnya tak kulakukan padamu." Ucap Rico dengan tulus dan sepenuh hati.
"Kemarin aku dalam pengaruh alkohol, aku tidak sadarkan -"
"Kenapa kamu melakukan hal itu? Kenapa kamu mabuk-mabukan?" Sela Kania memotong pembicaraan Rico yang masih belum selesai.
Sekali lagi Rico hanya dapat menghela nafasnya dengan kasar. Ia menarik nafasnya dalam-dalam bersiap menjelaskan semuanya kepada Kania.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND IS BADBOY
Romance🔞WARNING!🔞 • Mengandung konten dewasa (18+) • Terdapat beberapa kata kasar dan umpatan Dimohon untuk bijak dalam memilih bacaan. -------------------------------------------- Kania Indriana, gadis polos yang mau tidak mau harus menikah dengan CEO...