✧ ⃟ ⃟ ━━━HAPPY READING━━━ ⃟ ⃟ ✧
Dua minggu telah berlalu, semuanya berjalan normal seperti biasanya. Hubungan antara Kania dan Rico semakin romantis dan membuat Kania semakin tergila-gila dengan suaminya tersebut. Akan tetapi, kondisi kesehatan Nissa Hendrawan kini semakin menurun, ia sering murung di dalam kamar tanpa sebab seperti kehilangan semangat. Nissa Hendrawan juga kehilangan selera makan, ia hanya makan sedikit tidak sebanyak biasanya.
Rico tidak mau melihat Ibunya seperti itu. Ia berjanji akan melakukan apapun demi melihat Ibunya sehat dan bahagia.
Hari ini, Clara datang kerumah Mario Hendrawan guna memenuhi undangan makan siang yang diberikan oleh Mario Hendrawan.
Kania langsung menghampiri Clara yang tengah duduk sembari bermain ponsel dan mengajaknya untuk berjalan-jalan di taman sembari bercengkrama.
"Rico kemana? Kok gue ga liat dia?" Tanya Clara.
"Masih kerja, belum pulang." Sahut Kania.
Kania dan Clara sepakat untuk membuat makan malam bersama. Ternyata Nissa Hendrawan sudah berdiri di dapur sembari mencincang bawang bombay.
"Tante, masak apa?" Tanya Clara sembari menghampiri Nissa Hendrawan diikuti oleh Kania.
"Kita bantu masak ya Ma, biar makin cepet."
Nissa Hendrawan mengangguk dan mereka bertiga akhirnya saling bahu-membahu membuat masakan makan siang.
Rico memarkirkan mobilnya di halaman rumah dan melihat mobil Clara disana. Ia sengaja pulang cepat karena sudah ada janji akan makan siang bersama keluarganya ditambah dengan Clara. Ia bergegas masuk dan mencari istrinya. Ia menuju kearah dapur karena mencium aroma harum masakan dari arah sana.
"Sayang, masak apa?" Tanya Rico yang membuat Kania menoleh diikuti oleh yang lain.
"Sudah, kamu urus Suamimu dulu sana. Biar Mama sama Clara yang melanjutkan." Bisik Nissa Hendrawan yang di iyakan oleh Kania.
Kania mencuci tangannya dan berjalan mendekat kearah Rico. Rico memeluk Kania dan mencium keningnya.
"Lagi masak buat makan siang. Kamu mau mandi air hangat apa dingin?" Tanya Kania.
"Air dingin aja. Tapi kamu angetin ya hehe." Balas Rico sebari menggoda Kania.
Kania mencubit perut sixpack Rico sembari menggerutu pelan. "Malu sayang, kalau Clara sama Mama denger gimana! Lagian masih siang!"
Rico hanya tersenyum nakal lalu menggandeng tangan Kania dan mengajaknya masuk kedalam kamar. Kania mengisi bathup dengan air sementara Rico melepaskan satu-persatu pakaiannya.
"Sayang, kamu mandi ya. Aku mau kedapur lagi bantuin Mama sama Clara."
Rico mengangguk paham dan langsung masuk kedalam kamar mandi. Kania segera bergegas kembali kedapur.
Di tengah perjalanan, ia merasakan pusing di kepalanya. Pandangannya buram dan ia kehilangan keseimbangan. Untung saja ia berpegangan pada tembok sehingga tidak terjatuh. Ia menepuk-nepuk pipinya pelan hingga kondisinya membaik.
'Kenapa belakangan ini aku sering pusing dan juga mudah lelah. Terus mual lagi, apa aku masuk angin?' Batinnya bertanya-tanya.
'Ah sudahlah, mungkin aku kecapean dan kurang istirahat. Aku harus segera membantu Mama dan Clara.'
Setibanya Kania di dapur, Kania langsung membantu Clara dan Mertuanya memasak kembali. Hingga akhirnya, makan siang sudah siap untuk di hidangkan dan disantap.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND IS BADBOY
Romance🔞WARNING!🔞 • Mengandung konten dewasa (18+) • Terdapat beberapa kata kasar dan umpatan Dimohon untuk bijak dalam memilih bacaan. -------------------------------------------- Kania Indriana, gadis polos yang mau tidak mau harus menikah dengan CEO...