✧ ⃟ ⃟ ━━━HAPPY READING━━━ ⃟ ⃟ ✧
Beberapa hari berlalu, Kania menagih janji Dika untuk mencicipi resep baru Dika yang pernah mereka bicarakan melalui panggilan suara.
Karena mendengar bahwa Kania tengah mengandung, Dika memutuskan untuk melarang Rico dan Kania untuk pergi ke foodtruck miliknya. Ia memutuskan untuk mendatangi Rumah Rico.
Sesampainya disana, Dika langsung berjalan menuju pintu dan menekan bel. Cukup lama ia menunggu hingga akhirnya Bi Sari membukakan pintu dan mempersilahkan ia masuk.
Di dalam, Clara menyambut Dika sekalian berkenalan karena waktu terakhir kali bertemu mereka belum sempat berkenalan.
"Dika, sudah datang?" Tanya Kania sembari berjalan dengan perutnya yang sedikit besar. Karena merasakan posisi kurang nyaman dan sedikit miring pada bantalan hamilnya, Kania menggeser bantalan tersebut sehingga berubah posisi.
Melihat hal itu, Dika langsung kaget bukan main. Bukannya tidak percaya, Dika melihat Kania merubah posisi perutnya sendiri. Dika mengucek kedua matanya dengan jarinya memastikan ia tidak sedang berhalusinasi.
Kania duduk di samping Clara dan ia melihat Dika yang duduk di depannya dengan eskpresi bingung. "Dika, lo kenapa?"
Dika menelan ludahnya dengan susah payah, kemudia dengan gugup ia mulai menjawab pertanyaan Kania. "Ta-tadi, ka-kamu geser pe-perut kamu? Kan sedang ha-hamil."
Sontak Kania dan Clara langsung saling menatap satu sama lain. Kania lupa bahwa Dika tidak mengetahui mengenai kehamilan palsunya.
"Begini Dika, gue mohon setelah gue menceritakannya, lo jangan cerita siapa-siapa. Bagaimana?" Tawar Clara yang dibalas dengan anggukan oleh Dika.
"Oke, aku bisa menjaga rahasia."
Clara menatap kearah Kania kembali, terdengar hembusan nafas kasar Kania. Clara memegang tangan Kania dan menenangkannya.
Setelah itu, ia mulai menceritakan semua kejadian dan kehidupan Kania setelah menikah. Kania hanya diam mendengar Clara menceritakan hidupnya didepan Dika. Sementara Dika terlihat kaget dan tidak percaya dengan semua hal yang ia baru saja ia dengar dari mulut Clara.
Dika menatap Kania yang tengah murung, beberapa butir air matanya jatuh membasahi pipinya.
"Ini semua serius? Kamu tidak sedang bercanda kan, Clara?"
"Ini semua benar Dika. Apa yang dikatakan Clara itu benar, tidak ada yang salah." Sahut Kania sembari mengusap air matanya.
Dika terdiam sejenak. 'Kasian Kania, andai saja dia yang menjadi Istriku. Aku tidak akan menyia-nyiakan orang seperti Kania.' Batin Dika sembari menatap Kania.
Clara menyadari Dika yang sedari tadi menatap Kania. "Dika, kenapa?" Tanya Clara yang mengagetkan Dika.
Dika langsung berhenti menatap Kania dan mulai tertawa canggung. "Tidak apa-apa, lalu kemana Rico sekarang?"
"Sedang pergi ke dokter, untuk periksa kandungan." Sahut Clara lagi.
Tak berselang lama kemudian, tiba-tiba pintu terbuka dan nampaknya Rico dan Helena yang tengah berjalan bersama.
"Panjang umur, baru diomongin dah nongol." Gumam Clara sembari memutar bola matanya malas.
Rico langsung melihat kearah Dika. Sebenarnya ia kesal kepada Dika karena apa yang Dika lakukan pada Kania terakhir kali ketika ia bertemu Dika dan Rico. Akan tetapi ia berusaha menutupi dan bersikap biasa saja.
Ia mengantarkan Helena ke dalam kamar lalu turun untuk menemui Dika sebentar. Ia duduk di samping Dika dan saking menjabat tangan lalu berkenalan.
"Rico Aldevaro."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND IS BADBOY
Romantik🔞WARNING!🔞 • Mengandung konten dewasa (18+) • Terdapat beberapa kata kasar dan umpatan Dimohon untuk bijak dalam memilih bacaan. -------------------------------------------- Kania Indriana, gadis polos yang mau tidak mau harus menikah dengan CEO...