✧ ⃟ ⃟ ━━━HAPPY READING━━━ ⃟ ⃟ ✧
Hari-hari berlalu tanpa terasa sudah satu minggu Kania tinggal bersama Rico. Semuanya berjalan lancar seperti apa yang sudah ia rencanakan bersama Clara dan kondisi Rico semakin hari semakin membaik.
Kania dan Clara rutin mengantarkan Rico untuk terapi seperti apa yang dianjurkan oleh Psikiater. Mereka juga mendatangkan Psikolog agar mempercepat kesembuhan Rico.
Kania selalu sabar saat merawat Rico. Walaupun Rico mudah emosi dan gampang tersinggung serta tidak bisa mengontrol diri, Kania tetap bersabar karena ia tau itu adalah gejala yang dialami Rico.
Rico sering kali kehilangan semangat akan tetapi Kania terus mengajaknya mengobrol hingga Rico dapat tersenyum kembali. Beberapa kali Rico mencoba untuk menyakiti diri akan tetapi Kania berhasil mencegah semua itu.
Melihat hal tersebut, Clara semakin yakin bahwa Kania memang benar-benar masih mencintai Rico. Ia berharap setelah Rico sembuh nanti, Rico dapat memperbaiki hubungannya dengan Kania.
Rico yang sudah membaik kini terlihat lebih bugar dan segar dari biasanya. Ia sudah tidak menyakiti dirinya sendiri dan sudah tidak sering melamun dan berbicara sendiri. Ia lebih banyak diam akan tetapi ia akan berbicara jika diajak berbicara.
Ketika Kania tengah duduk bersantai di taman rumah bersama Rico dan Clara. Tiba-tiba saja mereka bertiga di kagetkan dengan suara ledakan yang cukup keras dari arah belakang rumah.
Kania segera menuntun Rico dan mengecek keadaan disana.
Darrr!
Duarrr!
Daarrr!
"Bangsat! Siapa yang melakukan semua ini!" Teriak Rico.
"Bom molotov? Kania, cepat telpon polisi!" Sahut Clara dengan cepat.
"Menjauh! Kita bisa terkena ledakan bom molotov!" Teriak Clara sehingga Rico dan Kania berangsur mundur menghindari bom tersebut.
Dibalik pagar yang membentang mengelilingi rumah Rico. Devan bersama Andre sedang melancarkan aksinya dengan melempari Rumah Rico dengan bom molotov yang mereka buat sendiri.
Api mulai memenuhi halaman belakang rumah, membuat Rico yang tadinya marah kini berteriak panik ketakutan karena api tersebut. Rico yang dalam masa pemulihan kini tidak bisa mengontrol emosinya kembali, ia berteriak ketakutan sembari berangsur mundur.
"Aaaa tolong! Jangan lakukan ituuuu!"
Devan dan Andre semakin gencar melaksanakan Aksinya hingga beberapa saat kemudian terdengar suara sirine Polisi. Devan dan Andre segera melarikan diri sementara Kania dan Clara dibantu Bi Sari tengah berusaha memadamkan api yang tengah berkobar.
Rico duduk meringkuk ketakutan sembari berteriak panik. Polisi mencari keberadaan orang yang melakukan hal tersebut namun mereka kehilangan jejak.
Beberapa saat kemudian api sudah padam dan semuanya sudah membaik. Kania menenangkan Rico sementara Clara tengah berbicara dengan Polisi-polisi tadi.
"Saya yakin sekali ini adalah ulah Devan dan Andre Pak. Seharusnya mereka sekarang sudah membusuk dalam penjara."
"Tenang Nona, kami masih mencari keberadaan Devan dan Andre. Pak Rico sudah melaporkan mereka dan saat ini mereka menjadi buronan pihak kepolisian. Semoga mereka dapat segera di tangkap dan diadili."
Clara mendundukkan kepalanya sembari menghela nafas. "Ya semoga saja."
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND IS BADBOY
Romance🔞WARNING!🔞 • Mengandung konten dewasa (18+) • Terdapat beberapa kata kasar dan umpatan Dimohon untuk bijak dalam memilih bacaan. -------------------------------------------- Kania Indriana, gadis polos yang mau tidak mau harus menikah dengan CEO...