Chapter 49

10.1K 319 62
                                    

✧ ⃟ ⃟ ━━━HAPPY READING━━━ ⃟ ⃟ ✧

Kania tengah mengemasi semua barang-barang miliknya kedalam koper. Air matanya bercucuran membanjiri pipinya sedari tadi, hatinya benar-benar hancur.

Baru ia mendapatkan kabar bahagia bahwa janin yang dikandung Helena bukanlah anak dari Rico, ia langsung diterpa badai. Ia mengetahui siapa Suaminya sebenarnya dan apa tujuan Rico menikahinya.

"Semua cinta yang kamu berikan palsu, kamu jahat Rico hiks hiks." Gumam Kania terisak.

Tiba-tiba saja ponselnya bergetar. Ia melihat sebuah notif pesan masuk dari Rico, Suaminya. Ia segera membaca isi dari pesan tersebut.

RICO ALDEVARO
|Kania, Papa meninggal dunia. Sementara Mama masih tidak sadarkan diri. Tunggu aku dirumah, aku akan segera pulang.|

Kania menutup mulutnya dengan tangannya ketika membaca pesan tersebut. Kesedihannya bertambah kembali, orang yang sudah ia anggap seperti Ayah sekarang meninggalkannya.

'Kenapa semuanya menimpa secara bertubi-tubi? Apa salahku tuhan?' Jeritan batin Kania. Kania menangis sejadi-jadinya.

Ia berdiri dan berjalan keluar dari kamar, ia juga mengabari Clara dan Clara berkata bahwa ia akan datang kerumah Rico.

Kania duduk di sofa sembari terus menangis, hingga Clara membuka pintu rumahnya yang tidak dikunci tanpa mengetuk ataupun menekan bel rumah. Kania berdiri dan langsung memeluk Clara. Mereka berdua menangis sembari berpelukan.

Sementara Rico baru saja datang dan melihat pintu rumahnya terbuka. Ia juga melihat mobil Clara terparkir dihalaman rumah. Ia buru-buru masuk kedalam rumahnya dan mendapati Clara dan Kania tengah berpelukan.

"Ngapain lo kesini lagi?! Masih berani kesini ternyata." Geram Rico sembari melepaskan pelukan Clara dan Kania.

"Rico, gue udah bilang berkali-kali bukan gue yang menyebabkan semua ini terjadi! Gue bener-bener memperbaiki mobilnya!"

Rico dan Clara saling bertatapan, Kania dapat melihat kekesalan di mata Clara dan kemarahan di mata Rico.

"Cukup! Ini bukan waktu yang tepat untuk berdebat! Lupakan semuanya sejenak, kita sedang dalam kondisi berduka." Kania melerai Rico dan Clara.

'Keterlaluan Rico, hatiku sakit mendengarnya. Tega-teganya dia tidak percaya padaku.' Batin Clara lalu berjalan keluar rumah. Ia duduk di kursi taman sembari merenung.

Sementara Rico kini menangis di pelukan Kania. Kania baru melihat seorang Rico menangis terisak seperti itu, bagaimana tidak, setiap orang yang ditinggal pergi oleh orang tuanya pasti akan merasa sedih.

Waktu terasa cepat berlalu, mentari sudah menampakkan wajahnya di ufuk timur. Mobil ambulan datang kerumah duka dengan membawa jenazah Mario Hendrawan.

Air mata Kania menetes merasakan kehilangan. Kini ia yang menangis akan tetapi bukan di pelukan Rico, melainkan di pelukan Clara. Rico sedari tadi menemani Helena yang mengaku perutnya tengah sakit.

Dika juga datang di pemakaman tersebut, Kini Rico mengurusi segala urusan untuk penguburan jenazah Ayahnya.

*****

Sore menjelang, kondisi Rico sudah membaik akan tetapi masih diselimuti kesedihan. Kania melihat Rico tengah duduk sendirian sembari melamun.

Kania membawa kopernya dan mendekat kearah Rico. Rico menyadari Kania mendekatinya dan menoleh, hatinya bertanya-tanya ada apa dengan Istrinya.

MY HUSBAND IS BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang