Chapter 19

14K 226 4
                                    

✧ ⃟ ⃟ ━━━HAPPY READING━━━ ⃟ ⃟ ✧

Beberapa hari telah berlalu, pernikahan Kania dan Rico sudah semakin dekat. Semua urusan sudah di selesaikan oleh Mario Hendrawan dan juga Nissa Hendrawan selaku orang tua Rico.

Semua persiapan sudah di siapkan, hanya tinggal membuat baju pernikahan dan juga menyebarkan undangan. Rico juga sudah memberitahukan Aldi agar tidak bermabuk-mabukan menjelang pernikahannya dengan Kania. Karena Aldi harus mendampingi Kania selama melakukan pernikahan karena cuma Aldi keluarga Kania satu-satunya.

Kania tengah duduk di sofa mewah yang berada di dalam ruang tamu rumah Keluarga Hendrawan. Menanti Nissa Hendrawan yang tengah bersiap-siap menemaninya untuk mengukur gaun pernikahan.

Rico berjalan mendekatinya dan duduk di sampingnya. Rico memegang tangan Kania dengan tangannya, kemudia mereka saling berpandangan.

"Sudah siap?" Tanya Rico memastikan Kania. Kania hanya mengangguk sembari tersenyum.

Kania sudah terlena oleh Rico karena sikap manis Rico kepadanya. Ia menjadi semakin kagum terhadap pria berusia 28 tahun yang ada di hadapannya.

Rico juga menatap sembari tersenyum kepada gadis yang berusia lima tahun lebih muda darinya.

"Eh eh eh, udah makin romantis aja nih." Ujar Nessa Hendrawan seraya berjalan mendekati Rico dan Kania.

Pipi Rico dan Kania menjadi merah karena merasa malu dan canggung bermesraan di depan ibunya sendiri.

"Mama naik mobil pribadi di supirin supir pribadi Mama. Nanti kalian nyusul saja, Mama mai berangkat terlebih dahulu." Sambungnya lalu berjalan pergi.

Rico menggandeng tangan Kania dan mengajaknya berjalan-jalan mengelilingi rumahnya yang megah dan mewah bagaikan istana.

Rico berjalan bergandengan bersama Kania, ia membuka salah satu pintu ruangan dan mengajaknya masuk kedalam ruangan tersebut.

"Ini adalah kamarku, yang kelak akan menjadi kamar milik kita berdua." Ujar Rico menunjukkan kamarnya yang luas.

"Disana, kamar mandi. Di sebelah sana, ruang kerja pribadiku." Sambungnya seraya menunjuk beberapa pintu yang ada di dalam kamarnya.

Kania hanya tersenyum, ia masih tidak menyangka dan tidak mengira bahwa ia akan tinggal di tempat semegah ini kelak.

Tiba-tiba saja Rico mendorongnya dengan pelan hingga ia terpojok di tembok. Rico mendekatkan tubuhnya kepada Kania. Jantung Kania berdebar kencang disaat Rico mendekatkan tubuhnya.

Ia ingin berjalan mundur tetapi ia tidak bisa karena dibelakangnya adalah tembok. Rico mendekatkan wajahnya dengan wajah Kania.

Deru nafas Rico dapat dirasakan oleh Kania karena wajah mereka sangat dekat. Kania memejamkan matanya tidak berani menatap Rico.

"Mungkin ini adalah awal dari hubungan kita yang akan melangkah ke jenjang pernikahan." Ujar Rico seraya mendekatkan bibirnya ke bibir Kania yang merah, kenyal, dan menggoda.

Rico memegang bahu Kania dan menekan tubuh Kania ketembok sementara ia terus mendekatkan wajahnya.

Kini, Rico menempelkan bibirnya di bibir Kania. Ia dapat merasakan bibir Kania yang kenyal dan lembut. Rico hanya menempelkan bibirnya, ia belum mencumbu dan melumat ganas bibir Kania.

Kania hanya bisa pasrah dengan keadaan ini. Selama beberapa saat, Rico terus menempelkan bibirnya di bibir Kania.

Kania sedikit demi sedikit mulai terpancing untuk melumat bibir Rico terlebih dahulu. Dengan mata tertutup dan penuh ragu, ia mulai melumat pelan bibir Rico.

MY HUSBAND IS BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang