Chapter 17

15.9K 217 4
                                    

✧ ⃟ ⃟ ━━━HAPPY READING━━━ ⃟ ⃟ ✧

Kania terbangun di pagi hari, merasakan tubuhnya yang sakit dan juga kepalanya yang pusing. Entah kenapa dia bisa menjadi seperti ini.

Ia ingin mengambil air guna membahasi kerongkongannya yang kering, akan tetapi ia terlalu lemah dan lemas untuk berjalan menuju dapur. Ia hanya bisa menelan saliva miliknya sendiri.

Seketika ia menangis, menyesali kehidupannya, memikirkan takdirnya yang seperti ini. Baginya, hidupnya tidak jauh lebih baik dari pada seorang yang tinggal sebatang kara. Walaupun ia memiliki kakak laki-laki, akan tetapi ia merasa tidak memiliki siapapun di dunia ini.

Akhirnya ia memutuskan untuk melanjutkan kembali tidurnya, ia berharap ketika ia terbangun kondisi tubuhnya sudah lebih baik dari saat ini.

Sementara itu, di sisi lain. Aldi tengah berjalan terhuyung-huyung memasuki rumahnya yang tidak dikunci. Ia langsung terduduk di sofa, matanya melihat banyak lukisan dan juga cat, kanvas, serta kuas di ruang tamunya.

"Brengsek, ini pasti ulah Kania."

Aldi yang tengah mabuk, mengumpat tidak karuan dan emosinya meninggi tanpa diketahui sebabnya. Ia bangkit dari duduknya lalu dengan sempoyongan, ia berjalan menuju kamar Kania.

Ia memegang gagang pintu kamar Kania dan mencoba untuk membukanya, akan tetapi sepertinya Kania menguncinya dari dalam.

Aldi yang tengah emosi, semakin menjadi-jadi. Ia mengetuk pintu kamar Kania dengan keras seraya berteriak memanggil-manggil nama adiknya.

"Kania! Bagi duit! Abang butuh duit!"

"Kania! Lo budeg apa gimana?"

"Anjing lo Kania! Lo mau abang hajar lagi?"

"ARGHHH!"

BRAAAAAAAKKKKK!

Aldi menendang pintu kamar Kania dengan sangat kencang. Kemudian, dengan langkah pelan, ia mendekati kanvas yang tergeletak disana lalu merusaknya. Ia melobangi semua kanvas yang sudah di lukis, menumpahkan cat milik Kania yang seharusnya digunakan oleh Kania untuk melukis.

Amarah Aldi membabi buta tanpa sebab, mungkin Aldi kesal karena Kania tak kunjung merespon panggilannya. Dan ia berfikir bahwa Kania, adiknya sendiri tidak mau memberikan uang lagi kepadanya.

Setelah merusak semua properti melukis milik Kania, Aldi berjalan mendekati pintu kamar Kania kembali. Dan dengan keras ia menendang pintu kamar Kania hingga pintu tersebut terbuka.

Braaakkkkkkkkk!

Aldi langsung berjalan masuk dengan emosi, ia melihat Kania yang tengah tertidur, dengan sigap ia memegang rambut Kania lalu menjambaknya. Hal itu membuat Kania yang tengah tertidur menjadi terbangun, dengan kaget.

"Awwwww sakittt!" Pekik Kania seraya memegang rambutnya.

"Dasar tidak tau diri! Gue dari tadi menggil lo buat minta duit dan lo malah enak enakan tidur!"

Kania mulai menangis seraya berusaha melepaskan rambutnya, akan tetapi Aldi langsung menariknya sehingga mau tidak mau Kania harus mengikuti Aldi.

"Lepasin Abang! Rambutku sakitt!" Rintih Kania seraya menangis.

Aldi melepaskan rambut Kania, kemudian ia menatap adik tunggalnya tersebut dengan tatapan penuh emosi. "Mana uang?" Tanya Aldi.

Kania menggelengkan kepalanya. "Kania belum ada uang, aku lagi sakit."

Plaakkkk!

Satu tamparan keras mendarat di pipi Kania. Kenia memegangi pipinya yang memar karena tamparan kakaknya, Aldi.

MY HUSBAND IS BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang