✧ ⃟ ⃟ ━━━HAPPY READING━━━ ⃟ ⃟ ✧
Kania dan Clara tiba di depan Apartemen milik Rico. Kania menatap heran karena ia tidak tau tengah mengunjungi tempat siapa.
Awan-awan hitam mulai datang menutupi cahaya sang surya yang tadinya terik membakar. Angin berhembus kencang seperti menyambut kedatangan mereka di tempat tersebut.
"Ini Apartemen siapa? Rico ada didalam?" Tanya Kania dengan polosnya.
Clara hanya mengangguk sembari tersenyum hambar kearah Kania.
"Ayo masuk, lagian sepertinya ini mau hujan." Sambung Kania.
"Gue tungguin lo di mobil aja ya?" Clara berusaha menolak akan tetapi Kania terus memaksa Clara agar mau menemaninya masuk kedalam Apartemen tersebut.
"Yaudah iya-iya. Ayok masuk."
Dengan yakin Kania melangkah masuk kedalam Apartemen tanpa berfikir apa yang akan ia dapatkan selanjutnya di dalam sana.
Clara melangkah dengan perasaan cemas dan was-was. Ia tidak bisa membayangkan perasaan Kania apabila mengetahui semuanya. Entah akan sesakit apa Clara juga tidak bisa menebak.
"Rico dimana?" Tanya Kania. Clara hanya menunjuk salah satu pintu dengan jari telunjuknya tanpa berkata sepatah kata pun.
Kania mengangguk dan mulai berjalan mendekati pintu tersebut. Ia memegang gagang pintu dan mulai membukanya. Ia masuk melangkah kedalam kamar diikuti oleh Clara yang berjalan menyusul di belakangnya.
Sekujur tubuh Kania lemas secara mendadak ketika ia melihat suaminya tengah menyuapi wanita lain dengan telaten dan romantis.
Matanya berkaca-kaca, rasa semangat yang tadinya ada di dalam jiwanya kini hilang lenyap melihat kejadian tersebut.
"Apa-apaan ini?" Tanya Kania dengan suara parau serta beberapa air mata yang mulai menetes membasahi pipinya.
Rico dan Helena sontak menatap kaget kearah pintu. Rico berdiri lalu menaruh mangkuk berisi bubur diatas meja.
Kania berjalan gontai menuju kearah Rico dengan air mata yang terus mengalir. "Ini semua ga benar kan sayang? Ini semua ga benar kan?!"
Rico menarik nafasnya panjang. "Aku akan jelasin semua Kania, aku akan jela-"
"Jelaskan apa?!" Bentak Kania memotong pembicaraan Rico.
Rico menarik nafasnya kembali. Ia menatap mata Kania yang sembab dan merah karena terus-terusan menangis.
"I-i-ini Helena. Dia kekasihku, dan saat ini ... dia tengah mengandung Anakku."
Plaakkk!
Satu tanparan keras mendarat di pipi kanan Rico. Rico hanya memejamkan matanya sembari menarik nafas berusaha sabar.
"Kenapa ... kenapa kamu tega ngelakuin ini? Kenapa? Hiks-hiks."
Clara hanya dian tidak berani melakukan apa-apa atau mencampuri pertengkaran hebat antara Rico dan Kania.
Kania menggeleng-gelengkan kepalanya. "Enggak-enggak. Ini pasti cuma mimpi, ini semua ga benar Kania. Ini semua cuma mimpi, iyakan?! Iyaakan?!" Kania menangis sembari tersenyum kecut kearah Rico.
Ia mendekati Rico dan menyembunyikan wajahnya di dada Rico sembari tangannya memukul-mukul lengan Rico.
Rico memegang bahu Kania dan ia menatap mata Kania dengan tatapan tegas. "Sudahlah Kania, semua ini juga demi kebaikan kita. Ini sudah terjadi, kamu harus menerimanya." Ujar Rico dengan lantang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND IS BADBOY
Romance🔞WARNING!🔞 • Mengandung konten dewasa (18+) • Terdapat beberapa kata kasar dan umpatan Dimohon untuk bijak dalam memilih bacaan. -------------------------------------------- Kania Indriana, gadis polos yang mau tidak mau harus menikah dengan CEO...