✧ ⃟ ⃟ ━━━HAPPY READING━━━ ⃟ ⃟ ✧
Cahaya jingga mentari menyilaukan pandangan Kania yang tengah duduk di depan rumah kontrakan miliknya. Ya, ia selama ini memutuskan untuk menyewa kontrakan selama beberapa bulan agar terhindar dari Rico.
Namun, semua tujuannya gagal. Ia sudah bertemu Clara dan Rico tadi pagi. Hari sudah semakin sore, Kania memutuskan untuk masuk kedalam kontrakan miliknya guna membersihkan diri.
Ketika ia berada di ambang pintu, langkahnya terhenti ketika mendengar suara yang tidak asing di telinganya. "Kania."
Kania menoleh kearah sumber suara tersebut dan ketika ia melihat sosok yang memanggil namanya tersebut, ia langsung tersenyum haru melihatnya.
"Abang!" Kania berlari kearah Aldi kemudian langsung memeluknya dengan erat.
Cukup lama mereka berpelukan hingga akhirnya Kania mengajak Aldi untuk masuk. Mereka berdua duduk di kursi saling bersebelahan.
Kania menatap Aldi dengan tatapan haru kemudian mulai menangis. "Kamu kenapa nangis? Ada apa? Cerita sama Abang."
Kania menggelengkan kepalanya. Tangan Aldi memegang kedua pipi Kania lalu mengusap air mata yang jatuh membasahi pipi Adiknya dengan kedua ibu jarinya.
"Sudah, jangan nangis."
"Aku nangis bahagia karena Abang udah balik, jangan pergi lagi. Disini aja, hiks hiks."
Aldi memeluk Kania kembali sementara Kania terisak didalam pelukan Aldi. Cukup lama wanita tersebut memeluk Kakaknya, hingga akhirnya ia melepaskannya dan mulai tersenyum kearah Kakaknya.
"Ayo pulang sama Abang."
Kania menggelengkan kepalanya. "Maaf Abang, rumah kita yang dulu sudah jadi milik Rico. Aku memberikan surat-suratnya kepadanya.
"Rico mengembalikannya kepada Abang tadi, sebelum Abang kesini. Abang udah simpan, Rico juga bilang dia sudah tidak mempermasalahkan hutang Abang. Akan tetapi, Abang tidak mau kamu kembali lagi kepadanya."
Mendengar hal itu, Kania langsung menatap mata Aldi. Ada sedikit kekecewaan, akan tetapi ia juga sudah terlanjur sakit hati dengan Rico.
'Mungkin sudah saatnya, semuanya akan berubah. Tidak seperti dulu lagi, tapi apakah aku bisa?' Batin Kania.
Kania dan Aldi saling bercerita tentang apa yang mereka alami dulu. Kania menceritakan semuanya, tentang Helena, Mario Hendrawan dan Nissa Hendrawan, bahkan Andre.
Beberapa saat kemudian, seseorang datang dan langsung masuk tanpa mengetuk pintu. Dia adalah Dika, ia datang membawa sebuah kantung plastik berisi makanan.
"Kania ini aku bawa-" Ucap Dika terhenti ketika melihat Aldi yanh tengah duduk di kursi.
"Dika? Lo ngapain disini?" Tanya Aldi sembari berdiri dari duduknya.
Aldi mendekat kearah Dika dan mendorong bahu Dika. "Ngapain lo disini? Siapa yang ngasih tau lo kalau Adik gue ada disini!"
Melihat hal tersebut, Kania langsung bangkit berdiri dan menahan lengan Aldi. "Jangan Abang, jangan."
"Lo yang selama ini nyembunyiin Kania!" Bentak Aldi dengan keras.
"Abang! Udah!" Teriak Kania yang berhasil memberhentikan emosi Aldi.
Aldi mengatur nafasnya dan meredam emosinya. Ia menjauhi Dika dan kembali duduk di kursi tadi bersama dengan Kania.
"Dika yang bantuin aku nyari tempat ini, dia yang bantu aku menghilang dari Rico. Aku juga berpesan padanya agar tidak memberi tahu siapapun, waktu itu aku ganti nomor telepon dan lupa buat save nomor Abang."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND IS BADBOY
Romance🔞WARNING!🔞 • Mengandung konten dewasa (18+) • Terdapat beberapa kata kasar dan umpatan Dimohon untuk bijak dalam memilih bacaan. -------------------------------------------- Kania Indriana, gadis polos yang mau tidak mau harus menikah dengan CEO...