Chapter yang hilang!
Kesamaan dengan Chapter yang hilang 90%. Hanya ada sedikit revisi.Sebelum membaca, diingatkan kembali buat para readers, untuk tidak membawa perasaan kepada tokoh asli di Real Life. Terima kasih 🙏.
❄️❄️❄️
Renjun berjalan tak menentu sembari memainkan ponselnya sendiri. Ia berharap akan ada panggilan dari keluarga yang ada di china, namun nihil.
Renjun bahkan tidak mau makan dan tidak mau minum sedikitpun. Setelah paginya bergegas untuk ke bandara namun dihalangi oleh detektif yang mengikutinya. Ia belum boleh melakulan perjalanan ke luar jika kasus Na Jaemin belum selesai.
Dan itulah yang menyebabkan Renjun semakin tertekan hingga saat ini. Pria itu mengabaikan panggilan dari orang-orang sekitarnya.
Jeno menghelakan nafas melihat betapa gusarnya sang istri saat ini. Ia akan kembali membujuk Renjun namun ponsel Renjun berdering.
"Ya? Apa ini paman? Bagaimana kabar ibuku?" Renjun beralih menggunakan bahasa China. Jeno paham bahwa itu adalah keluarga Renjun yang tengah menelpon.
"Paman?!" Renjun merasa semakin tertekan ketika pamannya hanya diam tak bergeming meskipun telah mendengar betapa frsutasinya ia menunggu balasan panggilan ini.
"Aku lebih baik mati dari pada harus membiarkan anakku mencari uang dengan cara yang salah."
"Ibu? Apa ibu baik-baik saja?"
"Kau masih bertanya apa aku baik-baik saja setelah mengetahui semuanya? Bagaimana kau masih bisa menyebutku ibu ketika kau melakukan apa yang tidak pernah ku ajarkan?!!"
"Tolong dengarkan penjelasanku dulu.."
"Tidak ada yang harus dijelaskan lagi. Semua sudah sangat jelas."
Renjun bisa mendengar suara isak tangis disana. Suara isak tangis yang semakin jauh.
"Ibu? Ibu?! Tolong maafkan aku.. maafkan Renjun!"
"Renjun, ibumu menolak semua perawatannya lagi. Ketika dia tau tentang apa yang terjadi di korea saat ini, dia jatuh sakit. Ibumu bahkan menolak diperiksa atau memakan obat yang diberikan untuknya. Dia terus mengatakan bahwa ia layak mati karena hal ini. Ia menganggap bahwa dengan kepergiannya, itu bisa membayar kesalahan yang telah kau lakukan.."
"Paman! Tidak.. tolong katakan pada ibu! Ibu tidak perlu melakukan hal ini. Ini salahku.. aku melakukannya karena aku juga mencintai Jeno.. aku mencintai bossku sendiri.. tolong biarkan aku menjelaskan.." Dan panggilan langsung dimatikan secara sepihak. "Tolong biarkan aku menjelaskan.."
Dan suaranya terdengar begitu lirih ketika tidak ada sahutan apapun lagi. Renjun langsung merosot ke lantai sembari menangis. Jeno langsung mendekati Renjun dan menatapnya dengan cemas. Pria itu langsung memeluk istrinya dan berusaha menenangkannya.
❄️❄️❄️
Mark tengah duduk berhadapan dengan pria yang masih memiliki status sebagai pasangan hidupnya. Haechan tersenyum kecil memandang paras dingin yang ditunjukan oleh suaminya. Pria itu bahkan engga memandangnya sekalipun.
"Apa kau sudah makan? Kau sudah lama tidak pulang dan kembali ke rumah. Minhyuck mencarimu."
"Dimana Minhyuck?"
"Dia di rumah bersama bibi." Haechan tersenyum lembut. Ia menggenggam tangan Mark namun pria itu langsung menarik tangannya sendiri dengan kasar.
"Jangan menyentuhku. Apa kau sudah lupa dengan apa yang tangan itu lakukan 5 atau 6 tahun yang lalu? Beraninya kau membiarkan tangan itu menyentuh tubuhku."
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR HEART
FanfictionNote: lanjutan book "Our Love", jangan coba-coba baca kalau gk kuat :") takut nanti nyesel :"), tapi makasih banyak kalau memang masih mau lanjut :") "Jika perlakuan mu kepada Na Jaemin di masa lalu mengatas namakan cinta mu yang membutakan segalan...