Jangan bawa ke Real Life! Saya penulis cuma meminjam nama karakter mereka!!
Tolong bedakan mana tokoh fiksi dan mana tokoh nyata!!
Terima Kasih banyak 🙏🏻🌼🌼🌼
Tepat setelah Renjun mendorong Daegang dan keduanya menabrak lapisan dinding kaca itu hingga pecah. Suara pecahan yang membuat orang-orang disana termanggu dan Taeil bahkan sampai keluar dari kamarnya karena keributan yang ia dengar.
Felix baru akan melompat masuk ke dalam air, namun Jeno sudah melompat masuk duluan. Felix pun ikut menyusul dan ia mencari keberadaan Daegang. Felix melihat Jeno kini meraih Daegang yang telah tak sadarkan diri dan meraihnya kembali untuk berenang ke atas. Felix pun mendekati Renjun yang tak jauh berada darinya dan menggapainya untuk membawa pria itu kembali ke permukaan.
Renjun langsung menghirup nafas panjang ketika Felix membawanya kembali ke permukaan. Dan tepat setelahnya ia melihat Jeno berada di sisi lain dengan Daegang yang tak sadarkan diri dalam gendongannya.
Renjun melirik ke arah Felix yang juga tengah memandang tajam moment dimana Jeno membawa Daegang keluar.
Jeno langsung menurunkan tubuh Daegang tanpa membiarkan punggung itu menyentuh lantai. Ia melihat bagaimana pakaian belakang Daegang yang dipenuhi bekas goresan, dan darah disana.
"Hei, apa kau mendengarku?" Daegang masih tak sadarkan diri di pelukannya. Jeno menepuk pipi Daegang dengan cukup keras untuk membuat pria itu sadar.
"Ya!" Jeno menatap nanar wajah rupawan yang kini tak lagi meresponnya sedikitpun. Renjun yang ada disamping Felix melihat pemandangan itu dengan tatapan nanar. "Bangun dan katakan sesuatu." Jeno meringis dengan tatapan putus asa. Taeil telah pergi menyiapkan mobil dan Doyoung bergegas mendekati Daegang. Memeriksa denyut nadi Daegang dan langsung menghentikan pendarahan di kepalanya dengan kain. Lalu juga memeriksa pernapasan pria yang tak sadarkan diri itu.
"Tahan ini agar pendarahannya berhenti." Doyoung mentitah Jeno dan pria itu hanya menurut tanpa mengatakan apapun. Doyoung sangat ingin melakukan bantuan pernapasan tapi melihat kondisi punggung Daegang dan kepalanya yang juga terluka karena terkena pecahan kaca dan juga terbentur, terlihat tidak memungkinkan.
"Cepat!" Taeil sudah membuka pintu mobilnya dan memanggil Doyoung. Jeno langsung mengangkat Daegang pergi dan dengan cepat masuk ke dalam mobil.
Jungwoo langsung berlari menyusul dan masuk ke dalam mobil.
"Tolong jaga Minjae! Siapapun!" Dan Jungwoo tampak sangat kalut karenanya. Namun sempat berteriak memperingatkan agar tidak ada yang meninggalkan Minjae sendirian di rumah.
Setelahnya mobil Taeil melaju meninggalkan kediaman Han.
"Apa kau tidak membawa sesuatu? Di mobilmu?" Doyoung tampak mencari di sekitar mobil Taeil.
"Tidak ada."
Taeil semakin melajukan mobilnya. Jeno dan Jungwoo menatap kedua dokter itu dengan tatapan cemas, menanti sekiranya apa yang bisa mereka lakukan untuk Daegang saat ini.
"Tch.."
"B-bagaimana dengan nafas buatan?" Jungwoo bertanya takut-takut.
"Tidak bisa! Dia bisa saja menghirup air tadi! Harus dikeluarkan! Kita juga harus mengecek apakah ada kaca yang menancap di tubuhnya. Bisa bahaya jika itu menusuk organ vitalnya. Cepatlahh!" Doyoung memukul Taeil yang masih fokus menyetir bahkan menerobos lampu hijau yang akan berakhir dengan cepat. Biarlah masalah pelanggaran itu bisa di atasi nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR HEART
FanfictionNote: lanjutan book "Our Love", jangan coba-coba baca kalau gk kuat :") takut nanti nyesel :"), tapi makasih banyak kalau memang masih mau lanjut :") "Jika perlakuan mu kepada Na Jaemin di masa lalu mengatas namakan cinta mu yang membutakan segalan...