Jangan dibawa ke Real life yaa 🙏 cerita ini hanya fiksi dan tidak ada hubungannya dengan kehidupan dari tokoh nyata 🙏
❄️❄️❄️
Suasana makan malam yang sunyi di tengah keluarga besar yang tengah berkumpul untuk menunggu seseorang. Mark dan Jisung pun tidak bergeming sedikitpun untuk mencairkan suasana.
Sedari tadi Jisung memangku bayi kecilnya dan Chenle. Sedangkan Mark memainkan ponsel dan menanggapi sekretarisnya yang sibuk menanyakan perihal perusahaan.
"Apa CEO Han jadi datang?" Nyonya Lee (ibu Jeno) angkat bicara sembari meletakan makanan yang telah tersedia di atas meja makan.
"Jeno masih berusaha menghubungi CEO Han."
Mendengar penuturan pamannya, Mark langsung berhenti menggerakan jari di atas layar ponsel. Pria itu melirik perlahan ke arah sosok yang mengisi kesunyian.
"CEO Han? Apa kalian mengundang Han Daegang?"
Mark mengedarkan pandangannya dengan tajam pada keluarganya sendiri.
"Apa yang salah? Kami hanya mengundang rekan kerja Jeno untuk datang, mengapa kau terlihat tidak menyukainya?" Renjun menjawab. Kedua orang yang pernah memiliki hubungan di masa lalu itu saling berpandangan dengan sengit.
"Sepertinya dia tidak akan datang, tidak perlu repot-repot mencarinya. Aku yakin dia tidak akan datang." Jisung tersenyum tipis setelah mengatakan hal tersebut. Manik matanya tak sekalipun ingin memandang wajah orang-orang yang terus mencari cara untuk menjatuhkan orang lain. Jisung benar-benar berharap Daegang tidak akan datang. Selain khawatir Daegang akan direndahkan dan disakiti seperti halnya Jaemin dulu, Jisung selalu ingin memeluk Daegang ketika melihatnya.
Sedangkan disisi lain Felix berusaha menelpon Daegang, meskipun tidak ada respon sekalipun. Felix sangat ingin berlari dan mengejar Daegang yang entah dengan rencana apa lagi yang terbesit dalam benaknya hingga menuju ke bandara internasional incheon.
Felix mengusap kasar wajahnya karena merasa frustasi. Daegang benar-benar tidak bisa di hubungi dan saat ini Jeno yang menelponnya. Felix yakin bahwa pria itu akan bertanya dimana Daegang berada.
Felix melempar ponselnya ke atas sofa dan mulai memijit pelipisnya yang terasa sakit karena perlakuan Daegang yang selalu tiba-tiba dan tidak terduga.
"Han Daegang, tolong berhenti membuatku menggila."
Sedangkan Daegang...
"Di blokir?!"
Daegang berkacak pinggang dan nampak tertohok bukan main dengan kenyataan yang ia dapatkan. Ia memandang petugas wanita di hadapannya dengan tatapan kesal.
"Bagaimana mungkin?"
Daegang memilih menutup mulutnya yang terperangah sedari tadi. Pria manis itu memejamkan mata dan berusaha tenang. "Hyung, aku benar-benar akan datang menemuimu. Meskipun harus berenang melewati lautan dengan tubuhku sendiri." Daegang mengepalkan tangan dengan niat yang menggebu-gebu. Tapi itu tak bertahan lama ketika beberapa pria berpakaian rapi datang dan menariknya pergi dengan paksa.
"Lepaskan!" Daegang memberontak. Ia merapikan pakaiannya sendiri yang berantakan.
"Mohon maaf Tuan, tapi—"
Daegang mengangkat tangan, bermaksud menghentikan para bodyguard suruhan kakaknya itu untuk melanjutkan.
"Aku tau, hyung ku yang memerintahkan kalian untuk mencegahku pergi kan. Sudah kuduga!" Daegang termakan emosinya sendiri ketika mendapat perlakuan seperti ini. "Sekarang Lee Felix yang akan ku beri pelajaran." Daegang pun masuk kedalam mobil. Ia duduk dengan wajah cemberut. Para Bodyguard dengan beberapa mobil itu membungkukan badan memberi hormat ketika Daegang akan pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR HEART
FanfictionNote: lanjutan book "Our Love", jangan coba-coba baca kalau gk kuat :") takut nanti nyesel :"), tapi makasih banyak kalau memang masih mau lanjut :") "Jika perlakuan mu kepada Na Jaemin di masa lalu mengatas namakan cinta mu yang membutakan segalan...