Chapter 24: Musim Semi [Republish]

10.4K 1.1K 364
                                    

[Chapter yang hilang]
CUMA FIKSII!!
Jangan sampai bawa ke tokoh nyata nya ya.
Dimohon untuk bijak dalam membaca. Terima kasih 🙏

🌼🌼🌼

"Jeno, kenapa kau hanya diam? Apa yang terjadi?" Renjun menatap suaminya dengan cemas. Jeno tidak memberikan reaksi perlawanan apapun. Pria itu menatap Renjun dengan teduh, ia tersenyum tanpa ingin mengatakan apapun. Helaan nafas terdengar dan air mata berjatuhan.

"Jeno, jawab aku."

Suara parau Renjun memecah sunyi ruang tersebut. Pria mungil itu langsung langsung merampas kertas yang Jeno pegang ketika tak ada jawaban satupun. Lantas membekap mulut dengan raut terkejut, ia mencengkram kemeja yang suaminya kenakan.

"Tidak Jeno. Ini bohong! Ku mohon percaya padaku!" Jeno hanya tersenyum getir dan menggelengkan kepala

"Apa? Apa yang kau lihat? Apa yang ditulis disana?!" Nyonya Lee yang tengah dijaga oleh petugas polisi pun bertanya.

"Bocah ini bukan darah daging anakmu." Sungchan mengatakan hal tersebut dengan datar. Sembari tangannya menunjuk sosok Juno yang hanya diam dengan raut bingung.

Nyonya Lee memberontak dan ingin menghampiri Renjun yang berulang kali memanggil Jeno. "Katakan bahwa pria penipu itu berbohong!"

"Jeno.."Jeno hanya diam tak bergeming. "Dia berbohong. Kau tidak percaya padanya bukan? Jeno.." Renjun masih mencengkram kemeja Jeno dan menatap suaminya dengan tatapan takut.

Jeno hanya tersenyum dan tertunduk tak berani memandang mata pasangan hidupnya.

"Dia bohong. Juno cucuku! Juno tidak mungkin bukan anak dari dari anakku! Juno cucuku! Biarkan aku bertanyaa pada Renjun! Lepaskan aku!" Nyonya Lee berteriak ketika ia kembali ditarik paksa untuk meninggalkan ruang sidang tersebut. "Tidak mungkin Juno bukan cucuku! LEPASKAN AKU!"

Mark langsung bertepuk tangan di tempat dengan tatapan merendahkan.

"Luar biasa. Drama keluarga ini tidak pernah selesaii.. luar biasa." Mark menggelengkan kepala dengan tatapan nanar.

"Mark.." Taeyong berusaha menggapai tangan adik nya namun Mark melangkah mundur dengan tatapan dingin.

"Aku tidak pernah mengenal pengkhianat sepertimu."Taeyong mematung di tempat. Bahkan sampai saat ini Mark pun masih sangat membencinya. Pria itu langsung keluar dari tempat tersebut. Haechan masih duduk diam dan melihat suaminya lewat disampingnya begitu saja tanpa menoleh sedikitpun. Membuatnya tersenyum getir.

"Dia bohong, Jeno tolong lihat aku." Renjun menangis. "Daegang apa yang kau katakan?! Omong kosong macam apa ini?" Renjun dengan suara bergetarnya berbicara pada Daegang yang masih tak menunjukan wajah sekalipun untuk menghadap ke arahnya..

"Bagaimana mungkin Juno bukan anakku dan Jeno? Han Daegang!"

Taeyong menatap cemas ketika Renjun menarik Daegang dengan paksa untuk berhadapan dengannya.

Plak.

Sebuah tamparan telak mendarat di pipi mulus Daegang. Pipi yang sebelumnya berwarna putih pucat itu terlihat begitu merah setelah tamparan keras yang ia dapatkan. Serta luka di sudut bibirnya dan rasa perih itu menandakan bahwa itu pukulan yang begitu keras.

OUR HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang