Chapter 28: Bagian yang Hilang [2]

10.9K 1.5K 643
                                    

Jangan di bawa ke Real Life ya guys!
Bisa dibaca nanti habis lebaran kalau mau fokus puasa terus ndk baca wp 🤣.
Happy Reading!
Maaf kalau ada typo ✨.



🌼🌼🌼



Setelah Jeno dipindahkan ke dalam dan dibaringkan kembali ke atas ranjang, ketiga orang itu masih betah di tempat masing-masing untuk melanjutkan percakapan mereka.

"Entah keluarga Jeno yang terlalu jahat atau memang bocah itu yang terlalu bodoh." Doyoung menggertakan giginya dengan kesal dan Daegang hanya melirik lawan bicaranya.

Ketiganya kembali terdiam ketika pelayan datang. Meja yang sebelumnya kosong, sekarang telah dihiasi tiga cangkir teh juga makanan kecil.

Setelah pelayan keluarga Han itu menjauh dan keluar dari kamar tersebut. Daegang pun angkat bicara.

"Kurasa yang benar adalah keduanya, mereka sama-sama jahat dan sama-sama bodoh. Tidak ada yang waras. Tidak ada yang berubah hanya dari fakta yang kita ketahui tentang Jeno yang meminum obat penenang dengan efek yang bisa menghilangkan memori ingatan jika dikonsumsi terus menerus. Dia baru mengkonsumsi obat itu setelah pernikahannya dengan Renjun."

Doyoung menggelengkan kepala. Felix menepuk punggung Doyoung dengan pelan, ia mengerti bahwa Doyoung sebenarnya sangat terluka jika membahas tentang Jaemin.

"Aku tidak akan merasa sesakit ini andai keegoisan mereka tidak sampai membunuh orang." Doyoung memejamkan mata dan memukul pelan dadanya yang terasa sesak. "Ditambah lagi tidak hanya satu orang tapi anak kecil yang tidak bersalahpun ikut terseret dalam permasalahan orang dewasa ini."

"Manusia macam apa yang bisa berlaku keji seperti ini? Jika hanya satu dua orang mungkin akan baik-baik saja karena yang lain pasti akan melindungi, tapi mereka semua justru.."

"Minumlah dulu dokter Kim." Daegang memotong dan menatap Doyoung dengan cemas. Ketika nafas Doyoung pun terdengar memburu. Ia jelas bisa melihat bagaimana emosinya Doyoung ketika berbicara dengan Jeno hari ini.

Daegang memandang Felix yang juga beralih memandangnya. Tatapan Daegang seolah mengatakan bahwa ia merasa bersalah dan khawatir karena menyeret Doyoung semakin dalam ke masalah ini.

"Aku sungguh tidak mengerti." Doyoung kembali menghelakan nafas, entah sudah yang keberapa kali. Dadanya terasa begitu berat dan sesak jika ia terus menahan diri.

"Aku berusaha mencari setidaknya sedikit saja celah yang menunjukan bahwa Jeno tidak berkhianat, tapi aku tidak menemukannya sedikitpun." Doyoung kembali meracau dengan suara bergerar. Tatapannya begitu putus asa dan marah di satu waktu yang sama.

"Benar." Daegang tersenyum kecut. "Bahkan ketika mengetahui bahwa Jeno selama ini meminum obat yang mengerikan itu, tetap tidak ada setitik rasa ingin memberikan simpati padanya. Mau sehancur apapun dia—" Daegang menoleh ke arah Jeno yang terbaring lemah di atas ranjang. "—Na Jaemin jauh lebih hancur."











🌼🌼🌼

Ketiga orang itu sudah keluar dari kamar. Doyoung terdiam ketika ia melihat seorang anak kecil yang bermain sendirian di ruang tamu. Menyusun balok-balok dengan serius.

"Minjae, kuenya sudah datang."

Dan Jungwoo datang dengan celemek. Sembari membawa sepiring Cookies coklat yang telah susah payah ia buat dari resep internet.

"Apa itu bisa dimakan?"

Felix sudah duduk disamping Minjae bahkan sebelum Doyoung dan Daegang menyadari kepergian pria itu.

OUR HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang