Chapter 14: Hadiah Tahun Baru [2]

13.6K 2K 1.4K
                                    

Jangan sampai di bawa Ke RL yaa. Jadi pembaca yang bijak okay?
Maaf kalau ada typo atau kesalahan dalam alur ataupun penulisan. Terima kasih ♥️♥️

❄️❄️❄️

[Sebelum Insiden di rumah lama Jeno]

"Aku pulang."

Itu satu kalimat yang terlontar dari belah bibir Daegang ketika menapakan kaki kembali di apartementnya. Waktu telah menunjukan pukul 11 malam. Daegang menghentikan langkahnya ketika melihat Felix dan Minjae tertidur dalam posisi terduduk sembari berpelukan.

Keadaan apartement pun temaram. Hanya cahaya dari layar televisi yang menyala yang membantu pencahayaan di ruangan tersebut.

Daegang melepas sepatunya dan mengganti dengan sandal rumah, ia mendekati kedua sejoli itu tanpa ingin menghidupkan lampu sedikitpun. Langkahnya terhenti lagi tepat di dekat kedua sejoli tersebut. Dipandangnya kembang api yang ia belikan untuk Minjae.

Daegang memilih untuk melepas setelan jasnya dan meletakannya di sofa yang lain. Pria dengan surai pink itu menggulung lengan kemejanya dan mendekati Felix dan Minjae yang terlelap.

Daegang menepuk Felix dengan pelan, agar Felix tidak terkejut dan tidak mengusik Minjae.

"Felix, bangun."

Daegang menatap jengah sosok dewasa yang kini semakin lelap tertidur hingga mendengkur. Ia pun secara perlahan memindahkan tangan Felix yang memeluk Minjae. Ia mengambil Minjae dan menggendongnya untuk di pindahkan ke atas ranjang king size miliknya.

Minjae menyandarkan kepalanya di bahu lebar Daegang. Lalu ketika tiba di dalam kamar, ia membaringkan Minjae secara perlahan. Daegang mendudukan dirinya di tepi ranjang dan menatap lekat wajah tampan anak kecil yang tengah terlelap tersebut.

"Minjae-yaa." Daegang membelai kepala Minjae dengan perlahan. Ia tersenyum ketika akhirnya bisa memandang wajah tenang Minjae meskipun anak itu sedang terlelap. "Aku berjanji akan melindungimu, aku berjanji akan selalu ada disisimu, aku berjanji akan menjadi ayah sekaligus ibu yang baik untukmu. Karena itu berbahagialah. Apapun yang terjadi di masa depan, Minjae tidak akan sendirian."

Daegang mendekati Minjae dan mengecup kening anak kecil itu dengan penuh kasih sayang, lalu ia menyelimuti Minjae dan keluar dari kamar. Tanpa tau dari sudut mata anak kecil yang tengah terlelap tersebut telah mengalir sebuah cairan bening yang disebut sebagai air mata.

❄️❄️❄️

Daegang berjalan menuju ke sofa dan langsung menggucangkan tubuh Felix dengan kasar. Pria itu terkejut dan langsung terbangun sembari mengambil aba-aba seolah akan melawan musuh. Daegang langsung memukul tangan Felix dan menatapnya jengah.

Pria blasteran dihadapannya itu langsung meringis kesakitan dan mulai menerima kesadarannya kembali.

"Bagaimana bisa kau tidur sedangkan kau punya tugas tepat di jam 12 malam." Daegang melipat tangan di depan dada dan memandang Felix dengan kesal.

"Aish, kau tidak tau betapa lelahnya aku dan Minjae menunggumu pulang. Minjae sedari tadi menahan kantuknya hanya karena ingin merayakan tahun baru pertamanya dengan kita. Kenapa kau lama sekali?" Kini Felix yang memberikan omelannya pada sang sahabat. Daegang terdiam tanpa ingin mengatakan apapun lagi. Ia sungguh merasa bersalah ketika ia tidak bisa pulang lebih cepat.

Melihat lawan bicaranya hanya diam tak bergeming sembari memandang kosong ke arah lain membuat Felix langsung menghelakan nafas.

OUR HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang