Chapter 13: Hadiah tahun baru

13.9K 2.1K 2.3K
                                    

Maaf kalau ada Typo atau alur cerita yang amburadul maupun terkesan terlalu cepat. Dan jangan sampai terbawa perasaan hingga ke kehidupan nyata yaa ini cuma fiksi.

❄️❄️❄️

Hari ini dunia lagi dan lagi tengah menyaksikan, kisah hidup seorang Na Jaemin dalam  sudut pandang orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini dunia lagi dan lagi tengah menyaksikan, kisah hidup seorang Na Jaemin dalam sudut pandang orang lain.

❄️❄️❄️


Renjun tengah berbelanja kebutuhan pokok hari itu. Ia mendorong troli belanjaannya dan sembari sesekali bersenandung dalam kegiatannya. Beberapa mata tak lepas memandangnya, dari sudut manapun— semua orang sedang menatapnya.

Renjun langsung mengedarkan pandangan ke sekitar, namun orang-orang itu juga langsung memalingkan muka.

Pria manis itu bergegas mendorong troli belanjaannya menuju ke kasir. Bahkan petugas kasir itu pun terkejut ketika melihat wajah Renjun. Ia langsung mempercepat kerjanya dan memberitahukan nominal belanjaan Renjun.

"Astaga.. belanjaanmu banyak sekali."seorang wanita tua yang berdiri dibelakang Renjun langsung memberikan komentar. Renjun hanya tersenyum dan memberikan kartu nya pada petugas kasir.

"Apa kau dan keluargamu makan dengan baik?" Wanita itu bertanya dengan raut tak suka. Renjun menggangguk dan melihat bagaimana respon wanita itu terlihat tidak bersahabat.

"Tentu saja dia makan dengan baik. Mereka hidup dengan bahagia tanpa memikirkan nasib orang lain yang harus menahan lapar karena ulahnya."

Renjun melunturkan senyumnya saat wanita paruh baya dibelakang wanita yang ada di dekatnya ikut menyahut.

"Mereka orang kaya, mereka tidak akan memikirkan rakyat kecil seperti kita. Mereka juga sangat egois, yang terpenting adalah mereka bisa hidup bahagia. Entah kenapa dunia sekarang di penuhi oleh orang-orang sepertinya. Seperti tidak memiliki rasa malu."

Kali ini dari wanita paruh baya yang ada di kasir lain. Orang-orang menatap Renjun dengan lekat. Beberapa orang berbisik membicarakannya dengan tatapan tidak suka.

"Maaf bibi, tapi siapa yang anda sebut egois?"

"Oh, lihatlah anak ini. Dia bahkan sungguh tidak tau diri. Apa kau sungguh memiliki perasaan nak?"

Renjun menatap wanita itu dengan tatapan kesal. Ia mengepalkan tangan dan langsung mengambil kartunya sendiri dengan kasar. Ia pergi membawa belanjaannya dan menjauh dari sana.

Renjun masuk ke dalam mobil dan meletakan barang belanjaannya di belakang. Tepat ketika ia akan menyalakan mobil dan melihat kedepan, pria itu langsung berteriak dan membekap mulutnya sendiri dengan spontan.

OUR HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang