Chapter 36: Jaemin - Daegang [1]

10.2K 1K 169
                                    

Full Flashback ya, jangan bingung.

🥀🥀🥀

Hari itu..

Ketika seorang anak kecil harus kembali meraih kecewa dan sunyi yang menyambutnya ketika pulang  dari sekolah, di sisi lain ada seorang anak laki-laki lainnya yang tengah dilarikan ke rumah sakit dengan keadaan tak sadarkan diri.

Ketika anak kecil dengan marga Na itu duduk sendirian di depan panti asuhan menanti dua orang yang berharga dalam hidupnya untuk kembali, anak lain dengan marga Han masih tak sadarkan diri dengan berbagai alat bantu yang melekat di tubuhnya.

Jaemin yang hanya bisa menangis sembari menenggelamkan wajah di antara tangannya dan Daegang yang berjuang untuk melawan sakitnya.

Dua hati yang sama-sama hancur dan terluka akan takdir Tuhan yang dituliskan untuk mereka. Dengan satu pertanyaan yang tertinggal di dalam benak keduanya tanpa ada satu pun jawaban, Mengapa perpisahan selalu menjadi akhir dari suatu pertemuan?

"Nana." Panggilan itu membuat wajah yang sebelumnya terbenam di antara tangannya mulai terangkat. Binar matanya menunjukan kesedihan yang membuat wanita yang merupakan ibu pengasuhnya itu mengulum senyum sekedarnya dan menyentuh pipi putih yang terasa dingin.  "Ayo masuk."

"Tapi Daegang dan hyung belum kembali."

Bibir yang nyaris memucat itu bahkan terlihat bergetar karena menahan dingin. Membuat wanita itu hanya bisa menatap penuh penyesalan pada Jaemin kecil yang menatapnya dengan binar putus asa.

"Bagaimana jika menunggu di dalam saja? Cuaca semakin dingin dan sepertinya salju akan turun lebih banyak."

Jaemin menatap tangan yang terulur padanya dengan sedih, ia pun meraih tangan itu untuk berdiri dan anak kecil itu hanya bisa menaruh harap yang entah apakah akan dihancurkan lagi. Menunggu dan terus menunggu setiap hari tanpa bermain, namun harus menelan kecewa karena gerbang itu tak kunjung menampakan siluet yang ia nanti.

Seakan memiliki telepati yang kuat, Daegang yang tak sadarkan diri selama beberapa hari di rumah sakit akhirnya kembali membuka mata. Anak laki-laki itu langsung mendudukan diri tidak peduli sudah seberapa lama ia tertidur. Menatap lekat keluar jendela untuk melihat langit biru dan matahari bersinar terang di langit.

"Na.." Daegang langsung mencabut infusnya dengan kasar dan langsung turun dari ranjang tingginya hingga terjatuh. Meskipun kedua kakinya masih lemas dan terasa sakit, anak laki-laki itu langsung berjalan keluar dengan wajah yang masih pucat.

Dengan pertanyaan-pertanyaan mengkhawatirkan yang membuatnya semakin tidak bisa berpikir jernih. Mengabaikan luka robek yang ada ditangannya, anak laki-laki itu berjalan dengan kaki telanjang. Memegangi dadanya yang terasa sesak dan sakit di satu waktu yang sama.

Entah keberuntungan atau kesialan, ia bertemu dengan Jungwoo ketika keluar. Jungwoo yang terkejut pun langsung mencegah Daegang melangkah semakin jauh.

"Hyung.."

"Daegang, kau masih harus istirahat."

"Dimana Nana? Bagaimana jika Nana mencari kita? Dia pasti sudah pulang dari sekolahnya."

"Sadarlah kita di amerika Daegang! Kau sakit dan kau harus istirahat!"  Daegang langsung mengedarkan pandangannya ke sekitar dan melihat bahwa di sekitarnya saat ini bukanlah orang-orang asia yang beberapa hari ini ia lihat.

OUR HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang