Chapter 21: Sidang [2]

13.3K 2.3K 1.6K
                                    


Maaf banget kalau mengecewakan ya buat alur chapter ini. Makasih banyaak.
Ingat jangan di bawa ke Real life 🔥🔥

✨✨✨

"Aku sungguh  membencimu Lee Jeno."

Jeno termanggu di tempat karena kalimat yang terucap dari bibir Daegang seperti bergema di kepalanya. Sepasang netranya tak lepas memandang pria yang duduk jauh disebrang sana. Pria yang beberapa waktu lalu menitihkan air mata dan melontarkan tatapan terluka yang membuat hatinya tercubit untuk merasakan perasaan yang berbeda.

Jeno mencengkram dadanya sendiri dan memejamkan mata sembari sedikit menunduk untuk menyembunyikan raut kesakitannya. Kepalanya menjadi begitu sakit dan Jeno ingat bahwa ia tidak meminum obatnya sekalipun hari ini.

"Lee Jeno!" Sungchan kembali menegurnya dengan nada yang meledek. Atensinya Jeno harus kembali teralih ke sosok Sungchan yang telah berdiri cukup jauh dari tempatnya berada. "apa kau sedang memikirkan jawaban apa yang akan kau berikan pada anak ini? Oh, atau kau tidak bisa menjawabnya?"

Sungchan masih terus memojokan Jeno yang sedari tadi hanya diam tak bergeming dengan tatapan yang terkadang terlihat kosong.

"Bisakah kau tidak melakukan hal ini?" Pengacara Jeno langsung angkat bicara. Merasa tidak terima ketika klien nya diperlakukan dan di serang dengan berbagai macam pertanyaan menuntut. "Apa yang salah?!" Pengacara Jeno melanjutkan dialognya sembari meninggikan suara. Seluruh orang langsung hening dan Minjae masih berusaha meredam suara tangisnya sendiri dengan menyandarkan kepalanya di bahu Jungwoo. "Mereka berdua saling mencintai! Apa yang salah? Jika Na Jaemin dan Lee Jeno tidak ditakdirkan bersama, apa kah pria ini yang harus di salahkan?" Pengacara itu menunjuk Renjun yang hanya diam tak bergeming. "Lalu jika rasa cinta itu datang pada seorang Lee Jeno, apakah itu juga hal yang salah?"

Daegang tidak menunjukan raut apapun. Pria manis itu mengetuk jarinya beruang kali di atas meja dengan ketukan pelan.

Sebelum akhirnya sepasang netranya kembali memandang tepat ke arah Jeno dan Renjun. Sesaat ia seperti kehilangan rasa, ia seperti kehilangan kata-kata di dalam benaknya.

"Maaf yang mulia, tapi saya tidak bisa menerima tuntutan dari jaksa Han Sungchan kepada keluarga Lee. Kecuali jika mereka bisa membuktikan bahwa  mendiang Na Jaemin dan Han Daegang adalah dua orang yang berbeda. Bagaimana pun bukti yang di berikan oleh pihak Tuan Han Daegang tidak bisa sepenuhnya di katakan sebagai bukti bahwa keluarga Lee yang melakukan itu. Bisa saja keluarga Han yang melakukannya, mereka memanfaatkan kondisi Na Jaemin yang begitu buruk dan melakukan percobaan pembunuhan. Mereka bisa saja menutupi rencana mereka serapi mungkin agar tidak diketahui siapapun. Mereka dari keluarga kaya, bisa saja mereka membayar oknum-oknum tertentu. Siapa yang tau? Tidak ada."

"Maksudmu seperti keluarga yang sedang bersamamu?" Daegang memperbaiki posisi duduknya sembari tersenyum manis. Kalimat yang Daegang lontarkan menjadi atensi serta senyuman manis tanpa beban yang pria itu tunjukan.

Pria itu sedari tadi sedang berpikir dalam diam. Namun pikirannya sendiri sedikit terusik ketika mendengar omong kosong yang di ucapkan pengacara keluarga Lee.

"Sebenarnya, aku sendiri berharap bahwa aku adalah Na Jaemin." Daegang menatap pengacara keluarga Lee dengan penuh keyakinan. Tidak ada ketakutan atau kekhawatiran apapun yang terpancar dari sepasang netranya. "Aku tidak peduli hukuman apa yang akan menantiku." Daegang menggelengkan kepalanya. "Jika kau ingin menghukumku atau menganggapku Na Jaemin—" Daegang tersenyum dan mengulurkan tangannya, seperti mempersilahkan siapapun untuk memborgol tangannya"—Silahkan."

OUR HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang