Chapter 26: Musim semi [3] [Republish]

8.3K 1.1K 129
                                    

Jangan dibawa ke Real Life! Bedakan mana karakteri Fiksi dan karakter nyata!
Terima kasih 🙏

🌼🌼🌼

Daegang menatap Hyunjin yang tengah ada disampingnya. Waktu berjalan begitu lambat. Kedua tangan yang saling bertaut mesra . Melangkah di bawah pepohonan rimbun yang ditanam berjejer rapi di tengah jalan sebagai pemisah dari jalan lain. Pria itu menatap Hyunjin dengan lekat. Ketika yang ditatap menoleh, keduanya saling melempar senyum satu sama lain. Bahkan ketika keduanya telah lelah berjalan-jalan dan mendudukan diri di rerumputan sembari memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang dari kejauhan, Hyunji masih terlihat begitu bahagia.

"Apa kau bahagia?"

Hyunjin mengangguk kecil. Daegang menyenderkan kepalanya di bahu Hyunjin sembari bersandar. Tangannya menggaet lengan Hyunjin. Perlahan mata nya terpejam dan Daegang bernafas dengan tenang.

"Kenapa kau sangat mencintai Na Jaemin?"

Hembusan angin kembali datang. Hyunjin menoleh ke arah Daegang yang tengah bersender di bahunya. "Dia tidak mencintaimu tapi kenapa kau mencintainya?"

Hyunjin tersenyum simpul. Pria itu ikut menyenderkan kepalanya di atas kepala Daegang. "Entahlah." Hyunjin ikut memejamkan mata dan menikmati angin musim semi yang sedari tadi menemani keduanya. "Aku hanya sangat mencintainya." Daegang kembali membuka matanya.

"Meskipun dia mencintai suaminya?"

"Hng." Hyunjin berdehem. "Meskipun dia telah dimiliki sekalipun. Seperti ketika aku bertemu dengannya, aku tetap mencintainya."

"Kenapa?"

Hyunjin tertawa dengan mata yang terpejam. Menunjukan raut bahagia dan tenangnya meskipun ditanya pertanyaan yang sebenarnya menyakitkan.

"Karena aku mencintainya."

"Bodoh."

Mendengar rutukan Daegang, Hyunjin pun tertawa dan menjauhkan kepalanya dari kepala Degang untuk menoleh ke arah pria itu.

"Banyak orang lain tapi kenapa kau masih bersikeras mencintai Jaemin yang sudah memiliki pasangan. Bukankah itu menyakitkan?" Daegang kembali duduk dengn tegap dan menatap lurus kedepan. "Mencintai tanpa terbalas sedikitpun. Dan jika kau mencintainya kenapa kau tidak hancurkan saja hubungan rumah tangganya dengan Lee Jeno? Jaemin pasti akan sangat bahagia jika bisa menikah dan hidup bersamamu."

Hyunjin menipiskan bibirnya dan ikut menatap lurus kedepan.

"Cinta itu takdir."

Daegang terdiam. Ia mengingat perkataan itu pernah di lontarkan Renjun sebelumnya. Tentang cinta dan takdir.

"Jika memang ditakdirkan bersama maka tentunya akan ditakdirkan bersama, jika tidak.. ya tetaplah tidak." Hyunjin menoleh ke arah Daegang yang tengah memasang raut jengah ketika mendengar ucapannya. "Seberapapun usahamu untuk mencapai tempat pasangan sejati dengan orang yang kau cintai, itu tetaplah mustahil jika bukan takdir."

"aku mencintai Na Jaemin, itu benar. Tapi aku juga ingin melihatnya bahagia, dia mencintai Lee Jeno.. ia berjuang mempertahankan pernikahannya yang sebenarnya sudah goyah. Dia laki-laki terkuat yang pertama kali ku temui. Orang lain belum tentu bisa sekuat dan setegar dirinya. Ia selalu menaruh harap dibalik dinginnya pandangan matanya, ia selalu menjaga dengan sikap acuhnya. Ia masih menanti sosok bernama Lee Jeno kembali ke sisinya."

"Dan kau tau hal itu, tapi masih saja mencintainya." Daegang yang terdiam beberapa saat langsung menyela. Dan dalam hati merutuk ketika melihat dari sudut matanya bahwa sosok disampingnya masih bisa tersenyum.

OUR HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang