Chapter 32: 'dia'

12.1K 1.5K 814
                                    

JANGAN BAWA KE REAL LIFE! INI CUMA FIKSI! TOKOH DISINI GK NYATA! JANGAN DIBAWA KE PEMERAN ASLINYA! DEMI KENYAMANAN BERSAMA, DAN KALAU GK MAU INI CERITA HILANG ATAU DI UNPUB 🌚🙏🏻.

Makasih banyak buat yang bisa bedain mana tokoh fiksi dan Real life 🥰.

🌼🌼🌼


[Foto yang dilihat Minjae]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Foto yang dilihat Minjae]



Indah.

Satu kata yang rasanya masih tidak cukup menggambarkan betapa nyaris sempurnanya makhluk ciptaan tuhan satu ini.

Tatapan mata yang hangat dan teduh, senyuman manis yang lembut, suaranya begitu candu di dengar, bulu mata yang lentik dan mata yang sangat cantik. Tapi apakah itu saja masih belum cukup untuk seorang Lee Jeno?

Sesuatu yang disandingkan dengan perasaan rumit manusia, itu tetap tidak akan cukup. Yang dirasa telah sempurnapun tetap akan ditinggalkan, lalu bagaimana yang memiliki banyak kekurangan?

Dalam hidup ini penuh lika-liku dan drama dengan diri sendiri sebagai pemerannya. Tapi terkadang ada beberapa orang yang menyadari bahwa mereka hadir di dunia ini mungkin hanya sebagai sebatas tokoh figuran.

Yang menjadi jembatan penyambung cinta atau kebahagiaan  orang lain, sedangkan diri sendiri tidak pernah mendapatkan keberuntungan yang serupa.

Dan Na Jaemin merasakan itu.

Seakan-akan hadirnya hanya untuk menyatukan puzzle rumit dari kisah hidup orang lain. Dengan ia yang menjadi tokoh pembantu yang menyedihkan.

Di suatu hari yang dingin dan penuh rasa sepi, pria cantik itu bertanya-tanya sebenarnya dunia apa yang tengah ia tempati? Mengapa semua orang bahkan memiliki pasangan masing-masing sedangkan ia dibiarkan terluka dan hadirnya dibuang lalu terlupakan begitu saja.

Mengapa hanya dia yang terluka dan menderita?

Jika memang hadirnya hanyalah sebagai seorang tokoh figuran dalam kisah hidup orang lain, maka setidaknya berikan ia sedikit imbalan dari peran tersebut. Imbalan yang disebut kebahagiaan dalam kisah hidupnya. Hanya sedikit, Na Jaemin hanya meminta sedikit.. tidak banyak. Apa sesulit itu?

Dan dalam rasa sepi dan hati yang hancur, Jaemin mendapatkan imbalan bahagianya dengan kehadiran Minjae.

Tapi— ketika melihat Minjae di depan matanya. Melihat bayi kecil yang menatapnya dengan lekat. Dengan jari telunjuk yang di genggam penuh oleh tangan kecil itu. Untuk pertama kalinya, Jaemin tidak ingin mendapatkan imbalan apapun jika pada akhirnya seperti ini.

Jika pada akhirnya akan membuat anaknya juga akan terluka. Lalu katakanlah bahwa Jaemin bodoh, ia pernah berpikir untuk melakukan hal paling menjijikan dan paling kejam demi kehidupan mereka berdua. Hari dimana Jaemin ingin bunuh diri dengan anaknya menggunakan gas berbahaya. Bagian paling kelam dari kisah hidup Jaemin ketika trauma dan rasa sakit itu menyiksanya di suatu waktu. Rasa takut bahwa Minjae akan mengalami hal yang sama sepertinya. Jaemin yang hari itu tidak sanggup membayangkan bagaimana sakit dan malangnya anaknya akan menjalani hidup dengan ibu sepertinya.

OUR HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang