Chapter 29: Lee Jeno [1]

12.6K 1.4K 783
                                        

Semilir angin di tepi sungai Han. Menjadi penyejuk di antara kedua orang yang terdiam membisu tenggelam dalam pikiran masing-masing. Menatap lurus ke depan sembari duduk berdampingan.

"Jeno.."

Taeyong tersenyum kecil sembari melirik Daegang sesekali, tapi sepasang manik mata itu tak berani dengan lancang menatap pria disampingnya itu lebih lama.

"Ketika meninggalkan Jaemin dia memang gila, tapi ketika ditinggalkan Jaemin dia jauh lebih gila."

Daegang hanya bungkam. Belah bibirnya tertutup rapat. Pria itu sama sekali tidak ingin berkomentar apapun dan tidak ingin merusak suasana dengan komentar sarkasnya. Masih betah memandang pemandangan di sekitar tepi sungai Han.

"Awalnya— pernikahan Jeno dan Renjun baik-baik saja. Tapi entah kenapa.. beberapa bulan kemudian Jeno mendadak jadi lebih diam dan lebih sering menyendiri."

Daegang mendengus menahan tawa sembari tertunduk. Menertawakan Jeno di dalam cerita Taeyong saat ini. Meledek lebih tepatnya.

"Kenapa? Apa dia mendadak bosan dengan pasangan barunya?" Daegang tersenyum meledek sembari melihat ke sisi lain.

"Aku tau ini gila, tapi perasaan kehilangan itu pasti akan datang diakhir Daegang-ssi. Siapapun itu—" Taeyong mengerjab perlahan dengan raut murung. "Bahkan ketika kau memiliki seorang kekasih pun, belum tentu orang yang kau cintai tidak akan membandingkan ataupun memikirkan mantan kekasihnya ketika bersamamu. Tanpa sadar membandingkan kau dan orang itu."

"Tch, apalagi yang ingin dia bandingkan? Renjun sudah begitu sempurna sampai dia meninggalkan Na Jaemin. Lalu untuk apa lagi melirik orang yang sudah ditinggalkan." Daegang memasang raut kesal dengan desisan kecil, menatap Taeyong dengan sinis. Tapi raut kesal Daegang hanya disambut senyum lembut oleh Taeyong.

"Perasaan manusia semuanya rumit Daegang-ssi."

"Tidak, tidak semua perasaan manusia itu rumit, kalian saja yang memperumit perasaan kalian sendiri." Daegang langsung memotong dengan pandangan dingin ke depan. "Lalu apa hanya karena itu, dia diberikan obat-obatan itu? Hahaha.."

"Belum.." Taeyong menatap Daegang dengan sendu. Menatap lekat rupa wajah pria yang ingin terus ia tatap selama mungkin. Sembari di dalam ingatannga telah terputar adegan dimana suara teriakan dan pekikan menyakitkan itu berputar bagaikan alunan lagu di dalam pikiran.














🥀🥀🥀














Jeno menatap pantulan dirinya sendiri di cermin. Mengenakan tuxedo putih yang terlihat begitu rapi. Ia tersenyum lebar memandang kotak cincin yang menjadi pengikat ia dan Renjun kelak.

Jantungnya berpacu cepat dan pria itu tersenyum tanpa henti. Hingga Jaehyun memanggilnya keluar agar segera berdiri di altar untuk menunggu Renjun yang telah siap datang.

Jeno melihat orang-orang yang begitu ramai memperhatikan kehadirannya. Memuji kehadirannya dalam bisikan antar tamu. Jeno hanya tersenyum tipis dan berusaha menetralkan degup jantungnya.

Hingga tidak lama seluruh tamu beralih memandang seorang pria dengan tuxedo putih mulai berjalan menuju ke arahnya. Dengan penuh senyum.

Tapi sebutir air mata jatuh dari pelupuk matanya. Dengan senyum yang mengembang palsu di bibirnya karena air mata itu telah merusak suasana hatinya.

Senyuman yang awalnya adalah senyum bahagia, telah beralih menjadi senyum palsu karena cairan bening itu merembes tanpa izin dari pelupuk matanya.

Dan  dalam pandangan yang buram itu, ia melihat sosok dengan tuxedo hitam berdiri jauh dibelakang Renjun. Menatapnya dengan tatapan sendu namun dengan senyuman manis.

OUR HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang