Epílogos

4.7K 370 80
                                    

Hai... Long time no see? Kabar gimana? Saya Alhamdulillah sae.

Kangen Nala?? Ada yang masih simpan cerita ini?

Kangen Nala?? Ada yang masih simpan cerita ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Say hi to Nala...!

























♡🐰♡

Air mata, dua kata yang menjabarkan segalanya. Dalam hidup, segalanya hanya ada dua, yakni kebahagiaan dan kesedihan. Kebahagian terdapat banyak macam, seperti kebahagiaan sebab masih dikaruniai kesehatan, harta yang cukup, pasangan yang sesuai harapan, nilai raport yang bagus sesuai usaha, atau hanya sekedar bisa menonton kartun kesayangan setiap sorenya. Satu yang pasti, kebahagiaan tak dapat diukur oleh besar-kecilnya sesuatu. Sedangkan kesedihan, adalah satu kata yang mungkin setiap manusia hindari adanya, kesedihan tak bersalah, hanya saja dia menimbulkan luka, entah secara fisik maupun hati.

Pagi itu, Jeff mengendarai mobil yang baru dirinya beli dua minggu lalu dengan kecepatan tinggi, sebab dokter mgatakan padanya jika sejak dua jam yang lalu Nana terus saja merengek mencari dirinya. Padahal seingat Jeff, semalam anak itu mengusirnya dari rumah sakit sebab mood turun drastis karena Rosé pamit harus kembali ke Indonesia karena ada masalah pekerjaan. Padahal Rosé berjanji akan kembali secepat mungkin, tetapi mood Nana tetap buruk hingga mengusirnya dan Mark.

Lalu kini tiba-tiba anak itu mencarinya sejak dua jam yang lalu? Ayolah ini masih sangat pagi untuk Nana yang biasanya bangun pukul delapan keatas.

Takut terjadi sesuatu dengan putranya, Jeff menambah kecepatan mobilnya, hingga tiba disebuah gedung rumah sakit, dirinya berlari supaya lebih cepat mencapai lantai tujuh dimanaal Nana berada. Begitu tiba didepan pintu dan langsung mendorongnya, Jeff hanya disuguhi pemandangan Nana sedang menangis, ada bercak darah dimulut dan hidungnya yang Jeff sendiri bisa menyimpulkan kejadian apa yang baru saja terjadi dengan Sang putra.

Jeff berjalan mendekat lalu meneluk Nana dengan sayang, mengusap rambut tipisnya dan sesekali mengecup dahinya membiarkan Nana menenggelamkan diri didadanya. Matanya hanya menatap kosong peerawat yang sedang membersihkan darah.

"A-ayo pulang, Pa"

"Nanti ya, kalau kamu udah bisa bentak Papa kayak dulu lagi"

Nana menggeleng "Aku mau tidur di kasurku, kangen"

"Nanti Papa bawa kasurnya kesini"

"Patient has not rinsed his mouth, Sir." perawat mengintrupsi Jeff untuk sedikit mendorong Nana.

Jeff mengangguk "Kumur dulu ya" lirihnya sembari mendorong pelan tubuh Nana, menerima uluran air dari perawat dan meminumkannya pada Nana untuk anak itu berkumur.

Setelahnya perawat tersebut tersenyum manis "Ka poroporoaki ahau, get well soon, Nala."

*Ka poroporoaki ahau : Saya permisi.

ÁRROSTOS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang