Coment yang banyak ya💚
🐰
Nana berjalan masuk bersama dengan Haekal, sore ini dia tidak pulang kerumah melainkan ke kediaman Haekal lagi, entah mengapa jika Haekal memberinya kode untuk menemaninya bermain atau entah hanya untuk mengantarnya pulang saja Nana pasti turuti tanpa ada kamus untuk menolak. Mungkin karena kedua orangtua Haekal sangat baik, juga kakak laki-laki Haekal yang agak kurang waras itu kali ya?
Saat dia baru menaiki satu anak tangga, dari atas kakak laki-laki Haekal berjalan turun dengan gerakan santai sambil bersiul dan memainkan kunci motor dengan hari telunjuknya.
"Eh Nala,,, lama nggak ketemu lo makin bening aja lo, nggak kaya dia" ujar kakak Haekal satu-satunya itu membuat Haekal mencibir dan Nana tersenyum.
"Lo kesini mau ketemu gue? Kangen ya? Tapi sori, gue ada urusan" lanjut si abang kepedean.
"Sori, Abang nggak pantes dirindukan, apalagi dikangenin sama Nala!" Haekal menyahut sinis.
"Apa sih. Na,,, lo dengar setan nggak ada yang ngajak ngobrol main nyahut aja?"
Nana tergelak "Mau kemana sih, Bang?"
Derry justru terlihat terkejut "Gilak lupa gue" ujarnya kemudian memakai jaket yang sedari tadi hanya tersampir dibahunya dengan cepat.
Mata Haekal menyipit curiga "Mau ngapain lo? Aneh-aneh ya?"
Derry menjitak kepala adiknya penuh napsu "Enak aja, gue harus menenangkan sahabat gue"
"Kenapa emang?" kini Nana yang bertanya.
Derry tersenyum seraya berjalan menjauh untuk pergi "Ditinggal sama orang yang dia sayang"
*
"Eh sayang jangan"
Tangan Nana yang awalnya hendak mengambil lauk untuk makan malam itu terhenti tatkala seruan Mami Haekal menggema, dia mengangkat kepalanya untuk bertanya "Ada apa, Tante?"
"Aduh maafin Tante ya sayang, itu tadi Tante kelupaan masukin abon kedalamnya. Jadi jangan kamu makan, nanti sakit, sebagai gantinya--" Mami Haekal mengambilkan lauk lainnya untuk Nana "--Kamu makan ini aja" lanjut Mami.
Tindakan Mami Haekal barusan membuat Nana terdiam membeku, dia hanya diam menatap piringnya yang sudah terisi banyak lauk makan malamnya, Mami Haekal membuatkan lauk khusus untuknya hanya untuk supaya dia tidak memakan abon? Padahal alergi Nana terhadap abon tidak separah itu, dia masih bisa menahannya jika memang hanya itu makanan yang ada tanla harus merepotkan.
"Kok malah bengong sih? Makan woy!!" Haekal berseru membuyarkan lamunan Nana. Nana sontak mengangkat kepala menatap Mami Haekal.
"M-makasih, Tante. Maaf ngrepotin"
"Kamu ngomong apa sih, dimakan ya. Tante harusnya yang minta maaf, gara-gara nggak sengaja masukin abonnya kamu nggak bisa makan itu"
Nana tersenyum "Iya, nggak apa-apa, masakan Tante semuanya enak"
Mami tersenyum "Haekal aja nggak pernah ngomong gitu ke Tante"
Haekal mendengus "Ya malu, Mi. Masakan Mami enak kok, cuma malu aja mau bilangnya"
"Udah-udah kok malah ngobrol, makan yuk makan, Papi udah lapar" Johnny yang sedari tadi hanya memperhatikan itu angkat bicara.
"Papi mah habis makan juga bilangnya belum makan, lapar. Lah itu perut apa lubang segitiga bermuda"

KAMU SEDANG MEMBACA
ÁRROSTOS
Fiksi Remaja"Lah bos dari tadi baru sadar? Nala tuh dari tadi siang demam. Bos ini jadi ayah harusnya peka, bukan pekok" Jeff tahu jika anak hanya titipan dari Tuhan, tetapi Jeff ingin jika titipan itu tidak akan pernah diambil oleh siapapun, Jeff ingin titipan...