Cerita ini nggak bakal lanjut kalau belum 100 coment,,,, hehe, semoga banyak yang dukung, soalnya malas lanjutin kalau nggak ada respon. Aku maunya aku berjuang, kalian juga jadi sama-sama enak dihati, gitu aja. Nggak menuntut, itu hak kalian 🙏
Jujur,,, chapter ini dan chapter depan adalah yang paling aku suka✊
🐰
"Sam sadar, Na"
Nana keselek sampai batuk-batuk ketika salah satu dari anggotanya menelponnya siang-siang saat dia membolos dan sedang menikmati satu gelas kopi. Dia langsung berdiri dari posisi wuenaknya membuat semua pasang mata tertuju padanya.
"Gue kesana!"
"Oke"
Pip pip
Nana kembali duduk untuk menatap Jevano dan Reno yang juga menatapnya meminta penjelasan, Nana malah mencibir lalu meraih gelas kopinya untuk kembali dia minum.
"Itu si Hekal kenapa sih?" tanya salah satu anggota ketika melihat Haekal sedang meninju botol berisi air yang tergantung pada spanduk depan warung bertuliskan 'Warkop Syafaat' segede gaban, Haekal menjadikan botol bertuliskan Nu Blue Tea bergambar lelaki yang wajahnya sudah dia coret-coret dengan spidol hingga berkumis dan mempunyai janggut panjang seperti guru Shifu pada sereal Kungfu Panda itu sebagai samsak untuk dia tinju beberapa kali.
Semuanya menoleh, Nana aja nggak sadar kalau Haekal sudah segila itu, apa perlu telpon Om Johnny supaya anak bontotnya lebih baik diperiksakan pada pihak yang berwenang-eh. Reno yang melihat itu langsung tertawa terbahak bikin semua mata kearahnya.
"Haekal edan, dia ikutan, Na" gumam Jevano didekat kuping Nana.
"Dia gila jarena Tupperware limitid edition yang hilang itu ternyata nylempit di belakang kulkas." Reno menjelaskan disela-sela tawanya membuat Haekal didepan sana merengut kesal.
"Mana gue udah nyuci piring sebulan penuh, pembantu gue ngapain aja ANJIIIING!!" sahut si Haekal yang kelihatan banget marahnya.
"Emang ada apaan sih?" tanya Jevano pada Nana disampingnya, dia adalah satu-satunya orang yang tidak tahu masalah barang super mahal limitid edition yang hilang milik Mami Haekal diantara tiga yang lainnya.
"Ya Tuhan,,,, cuma tempat minum doang harganya selangit, abis gue pakai buat gowes bareng anak komplek terus gue kasih diatas kulkas, kok jatuh terus pas dicari kaga ada. Auto jadi babu gue, nyeeet!" ujar Haekal sembari berjalan masuk dan duduk didekat Reno.
"Emang kenapa? Kok gue nggak paham sih?"
"Tupperware itu bagaikan anak buat emak-emak, kalau sampai ilang, apalagi yang ngilangin tuh anak sendiri, wah alamat kepala lo pisah dari tubuh" salah seorang lagi menyahuti Jevano.
"Tupperware dirumah sering gue ilangin, kaga ada yang marah tuh"
"Ya itu berarti emak lo jelmaan malaikat beneran. Lo pernah dimarahin nggak pas nyari kaos kaki nggak ketemu, tapi baru aja emak lo nyari langsung ketemu?"
Nana yang mendengar itu meringis "Bukan gitu, gue sama Jevano nggak pernah tahu gimana wajah orang yang lo sebut malaikat tadi" sahutnya lirih, tetapi cukup membuat semuanya terdiam.
Nana kemudian berdiri "Sam udah sadar, kuy kesana. Tapi jangan semua, nanti dikira kita mau demo gusur rumah sakit"
"Yaudah kalian berempat aja atuh, biar kayak Blackpink, kemana-mana bareng mulu perasaan" sahut Doni, itu si kembarannya Dona.
KAMU SEDANG MEMBACA
ÁRROSTOS
Fiksi Remaja"Lah bos dari tadi baru sadar? Nala tuh dari tadi siang demam. Bos ini jadi ayah harusnya peka, bukan pekok" Jeff tahu jika anak hanya titipan dari Tuhan, tetapi Jeff ingin jika titipan itu tidak akan pernah diambil oleh siapapun, Jeff ingin titipan...