07; Eptá

3.6K 409 77
                                    

Coment yang banyak ya💚















≈≈Anda, mengingatkan saya pada kegagalan≈≈

≈≈Tetapi anda mengingatkan saya untuk lebih berjuang≈≈

≈≈Karena segalanya tidak hanya sebatas anda saja, saya mempunyai alasan untuk bernapas, dan yang pasti bukan untuk anda≈≈









🐰

"Dar!!"

Lorong sekolah masih terlihat sepi ketika Felix berteriak memanggil nama Haydar. Istirahat masih akan berlangsung sekitar sepuluh menit yang akan datang. Peduli setan, Felix berteriak seperti itu.

Sementara didalam kelas, Haydar yang masih menggila dengan Anhar itu langusung mengerjap, dia mendengar dengan samar-samar jika suara berat Felix dari jauh memanggilnya. Dia menatap sekeliling ruangan mencari Felix, namun nihil.

"DAR!!!"

Haydar terlonjak kaget, dia buru-buru berlari keluar kelas hanya untuk mendapati Felix tengah berjalan cepat sedikit berlari menghampirinya. Ketika sudah berdiri didepannya, dia baru sadar jika wajah Felix memerah, peluh membasahi wajahnya. Haydar menatapnya dari bawah hingga atas dengan diam.

Felix yang dilihati seperti itu tak nyaman tentunya "Dar!!"

Haydar mengerjap "Heh, jangan panggil gue 'Dar' gitu!!"

"Lah itu nama lo!?"

"Sungguh orangtua gue ngasih nama anaknya gini amat. Cukup waktu esde aja gue diledekin, jangan lagi, aku nggak kuat"

Felix mendengus dengan kaki kirinya yang tergerak menendang betis Haydar "Geli gue!!"

Haydar tertawa "Ngapain you manggil-manggil ngana? Kangen?"

Jika tadi hanya pemanasan saja, kini Felix betulan menendang betis Haydar dengan keras membuat sang empu betis meringis menahan sakit, Felix kembali mendengus "Rasain!!"

"Lo kasar banget sih, gue nggak suka!"

"Lo pikir gue suka sama lo!?"

Haydar cemberut "Yaudah mau lo apa?"

Felix seketika berubah serius, dia menatap sekelilingnya yang sudah mulai ramai. Dia kemudian menatap Haydar dengan tatapan yang kurang Haydar mengerti apa maksudnya, alisnya terangkat kala Felix berkata "Kerumah gue aja"

"Nggak, takut"

"Takut apaan elah, anjing gue?"

Kini dahi Haydar yang berkerut "Sejak kapan lo punya anjing?"

"Bokap gue, like a dog!"

"Nyebut, Lix, nyebut!"

Felix hanya memutar bola matanya kemudian menarik pergelangan tangan Haydar untuk dia bawa ke parkiran.

*

"Gue--"

"Nggak lo kasih setidaknya es teh gitu?"

Felix harus sabar, ternyata Haydar masih se-nyebelin itu. "Ambil sendiri!"

"Takut sama anjing lo"

"Yaudah nggak usah banyak mau, gue mau nanya soal Nala!"

Kini raut wajah songong Haydar berubah menjadi sedikit serius, nggak ada angin apalagi gledek kok Felix tiba-tiba nanyain Nana "Ada apa?"

"Lo tahu dia kenapa?"

ÁRROSTOS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang