8

276 34 1
                                    

25 Agustus

Ah, senang rasanya bisa menulis lagi. Ataksia itu membuatku kesulitan untuk bahkan bicara.

Suster bilang kemajuanku memuaskan. Cuman aku pakai tongkat sekarang. Malu ih, kayak aki-aki. Mending sih, daripada aku jatoh waktu lari dari kak Hali. Aku bakal mampus.

Aku nggak bisa lari. Kondisiku sama kayak kak Solar dan kak Upan. Tapi kak Solar emang anak indoor dan kak Upan bisa pake hoverboard. Aku kan masalahnya di keseimbangan, jadi ya aku nggak bisa pinjem. Gapapa deh.

Omong-omong soal kak Upan, ada yang aneh dengan kak Upan.

Kak Upan jadi kang bengong. Aneh banget, padahal biasanya yang kang bengong itu kak Hali sama kak Ice. Setiap ditanya, pasti jawabannya nggak apa-apa. Aku sih sebenernya percaya-percaya aja, cuman semuanya kayak tau aja ada apa-apa aku kan jadi mikir macem-macem dan aku jadi sedih Ó^Ò.

Kak Upan tadi nawarin ikut ngerawat bunga krisan yang muncul lagi hari ini. Terus maksa kak Hali buat main gitar dan aku harus ngiringin. Padahal kak Hali main lagu apa aku juga gak tau.

Tapi kak Upan keliatan seneng banget. Syukur deh. Masalahnya kenapa kak Upan sebahagia itu padahal kita biasa aja, ya?

Kak Solar bilang aneh karena senyum itu nggak kayak biasa. Kak Ice bilang dia ada firasat aneh. Kak Blaze jadi pendiam, gak serame biasanya. Kak Hali keliatan gelisah.

Kenapa?? Kenapa?? Aku gak ngerti sama kalian!!!

Kirain derita dunia udah abis. Derita pikiran lagi bikin aku stress.

Dear takdir, kenapa kamu kejam sekali dengan otakku yang polos dan terluka ini...

Kata kak Solar jadi baik itu baik. Tapi terlalu baik juga gak baik. Definisi terlalu baik itu gimana, sih?

Aku gak mau kehilangan kak Upan atau siapapun di sini... dari kecil aku udah nggak punya temen, jadi sewaktu disini aku udah seneng banget.

Kak Upan jangan pergi. Aku masih mau main sama kak Upan. Kak Upan nggak boleh aneh-aneh lagi. Kak Upan jangan bengong ngeliat keluar jendela lagi. Aku mau kak Upan yang biasa. Kak Upan yang tukang ngejailin orang.

Aku nggak mau kehilangan siapapun.

Karena sekalinya aku kehilangan, aku yakin rasanya sakit banget.

Ah, jariku mulai berhenti menulis sendiri. Kurasa ini waktunya berhenti.

Salam,

Thorn.

Room 309's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang