New years, New tears
Sabtu, 1 Januari 1997, 00.01
Waktu terus berlalu baik kita suka atau tidak. Sebagai manusia kita tak punya kebijakan untuk menghentikan masa dan memaksanya menunggu kita yang sedang tenggelam dalam lautan kesedihan.
Hari ini, waktu bergulir.
Terbukti dengan satu tahun lagi yang terlewati.
Hari ini kami tidak pergi kemana-mana walaupun kami begadang serentak, bahkan Ice. Kami melihat kembang api bersahut-sahutan dari jendela kaca. Melihat semuanya, aku jadi selalu teringat dengan ketiadaan Taufan. Bagaikan lubang di kaus bagian dada, fakta bahwa dia tidak mungkin ada disini lagi menampar kami setiap detiknya.
Thorn jadi murung dan sering menangis. Wajahnya tentu saja masih terlihat lucu, tapi apa yang kau rasakan saat adik kecilmu yang manis menangis setelah dia akhirnya mendapatkan kebahagiaan yang selama ini tidak bisa diraih?
Blaze juga menjadi lebih pemarah dan lebih sensi dari biasanya.
Ice jadi lebih murung dan makin sering tidur.
Gempa berusaha baik-baik saja walaupun setiap malam dia menangis sampai matanya sembab.
Hali... yah, Hali...
Kelihatan kesepian.
Malam ini, kembang api itu harusnya indah, masalahnya sekarang adalah kembang api di hati kami telah padam. Entah kapan bisa menyala lagi. Bahkan aku yang jenius pun tidak bisa menyalakannya.
Taufan meninggal karena sakitnya sudah parah. Sepertinya dia sudah menduganya, jadi sebelum ia mati, ia ingin membuat kenangan berarti.
Huh. Harus kuakui, bocah itu kuat.
Tapi alhamdulillah penyakitnya TBC.
Dia husnul khatimah.
Saat pemakamannya, Hali menangis. Aku tidak pernah melihat gledek itu menangis sebelumnya, dan aneh juga melihatnya menangis dengan satu mata. Kami meletakkan bunga lily diatas makam Taufan dan kulihat salah satunya berakhir dengan menjadi hiasan salah satu halaman buku ini.
Aku ini rasional. Dan terlalu rasional bisa membuatku tidak peka.
Hah, padahal aku ini genius, bisa-bisanya aku tidak menyadari tanda yang Taufan berikan.
Tapi aku tetap genius. Aku tidak mau merendahkan martabatku sendiri dan membuatku hancur dari dalam.
Taufan sudah lelah sepertinya.
Aku baru tahu kau tukang tidur seperti Ice, Fan...
Kuharap kau bahagia disana, Fan.
Selamat tidur.
Semoga tahun ini tidak ada lagi yang tidur duluan.
Salam swag,
Solar yang ganteng.

KAMU SEDANG MEMBACA
Room 309's Diary
FanfictionMinggu, 4 April 2021 Kak, tidak terasa kita sudah berpisah selama 20 tahun, ya? Aku sudah menunaikan janji, kak. Aku sudah bertahan hidup. Keren kan aku? Hehe. Kak, hari ini, ada seseorang yang spesial ingin membuka kenangan kita. Boleh kan kak? K...