Halilintar

241 29 3
                                    

Halilintar.

Pesan terakhir buat kalian semua karena aku bakal mati dalam waktu dekat.

Nggak, baca dulu. Iya iya tahu: orang mana yang mati karena donor darah?

Aku. Aku orangnya.

Jadi dengar dulu.

Aku nulis ini di kamar yang sepi dan nggak ada siapa-siapa. Yang cuma ada aku, gitarku, tiang infus dan diari di meja.

Kayak dulu lagi.

Jujur, aku nggak mau ada di sini. Aku udah menghabiskan bertahun-tahun sendirian dan Tuhan memberkati aku dengan kehadiran kalian. Aku nggak mau dipisahkan dari kalian. Dari ocehan Gempa, lugunya Thorn, sok kecakepannya Solar.

Aku nggak mau lagi sendiri.

Tapi aku sadar kalo aku emang sebentar lagi nggak ada. Dan permintaan buat ada bareng kalian terus itu egois banget.

Memang bagus aku menjauh. Aku memang harus menjauh.

Jadi, ada satu hal yang harus kalian inget: jangan nangis pas aku mati.

Nggak ada yang bisa ditangisi lagi di sini.

Jangan nangisin orang yang udah nggak ada. Kalian harus maju terus. Hidup kalian masih panjang.

(Solar, aku nggak butuh tatapan skeptis yang pasti bakalan kamu tunjukin kalau baca ini)

Aku mau lihat kalian bahagia. Aku mau lihat kalian ketawa dan seneng-seneng. Aku mau lihat kalian ketawa seolah dunia baik sama kalian. Meski aku lihatnya dari langit.

Hidup itu keras.

Tapi kalian bisa ngehadapinnya.

Soalnya kalian punya satu sama lain.

Dan kalaupun ternyata nggak, kalaupun ternyata kamu sendirian, nggak apa-apa.

Karena kita bakal selalu bareng.

Yang udah nggak ada bareng kamu itu semuanya bakal ngawasin kamu juga dari sana.

Kamu selalu punya kita.

Jadi pergi. Maju. Maju dan hadapin dunia sampai kamu memandang kisah hidup kamu dan berpikir masa aku bisa hidup selama ini, sih?

Dan terutama Blaze, Blaze, kamu harus bertahan.

Karena di darahmu sekarang ada aku.

Hiduplah. Temuin aku, Ice dan Taufan pas kalian udah renta dan rambut kalian abu.

Ah, buat suster juga, makasih banyak buat tahun-tahun yang suster dedikasikan buat ngerawat aku. Buat ngerawat kita. Harusnya aku udah dibuang di jalan karena penyakit aku jelas nggak bisa disembuhin, tapi suster malah bayarin biaya pengobatan aku.

Makasih banyak, suster, bukan... ibu.

Sampai jumpa di atas sana. Semoga kita ketemu lagi.

Halilintar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Room 309's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang