Minggu, 2 Februari 1999
Kabar baik.
Suster sudah menjadwalkan operasi lusa nanti. Semoga dengan itu aku bisa sembuh. Rasanya kangen dengan bernapas tanpa rasa sesak yang menimpa.
Mengagetkan, betapa hal-hal terkecil justru akan menjadi sesuatu yang paling kita rindukan.
Tidak ada yang memberitahu betapa kau akan merindukan bernapas ketika napasmu tertahan.
Tidak ada yang memberitahu betapa kau akan merindukan berlarian di tengah hujan saat kakimu terkekang.
Mungkin itulah alasan kehidupan selalu ada bersama dengan kematian. Kematian selalu mengingatkan untuk bersyukur atas apa yang kita punya sekarang.
Lihat itu, seorang remaja labil berbicara soal hidup dan mati.
Kadang aku merasa sudah sangat tua saat menulis di dalam diari ini.
Dari kapan ya tulisanku mulai jadi berat gini? Hahaha.
Jujur, Thorn bisa jadi satu-satunya dari kami bertiga yang semakin membaik dari hari ke hari. Memang sangat lambat, tapi dia membaik.
Semoga setelah operasi ini, aku juga. Dan semoga, Solar juga bisa bertahan dari leukimianya.
Semoga, setidaknya, kedua kakak beradik itu tidak terpisah.
Gelap sekali halaman ini, padahal aku sedang menulis kabar baik. Lucu sekali, Gempa.
Entahlah, aku cuma mau menulis itu. Rasanya kangen dengan saat-saat dimana diari ini penuh coretan kalian semua.
Wassalamu'alaikum,
Gempa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Room 309's Diary
FanficMinggu, 4 April 2021 Kak, tidak terasa kita sudah berpisah selama 20 tahun, ya? Aku sudah menunaikan janji, kak. Aku sudah bertahan hidup. Keren kan aku? Hehe. Kak, hari ini, ada seseorang yang spesial ingin membuka kenangan kita. Boleh kan kak? K...