"Mir, nanti kerumah gue yuk," ajak Sinta bergelayutan manja di lengan Amira, Amira menatapnya bingung tumben tuh anak ngajak kerumahnya biasa kalau ada apa-apa pasti kumpulnya dirumah Adel kalau gak dirumah Amira dengan alasan ada abangnya yang nakal plus badboy dirumah.
"Tumben?" Sinta hanya cengegesan.
"Soalnya abang gue lagi touring sama kawan-kawannya, jadi, kita bisa bermalam disana." Amira hanya ber"o" ria setelah mendengar jawaban dari mulut sahabatnya.
Amira mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru sekolah yang disana sudah ramai akan siswa-siswi yang berlalu-lalang.
"Ayo, katanya mau kerumah Sinta," jerit Adel bahagia langsung menarik kedua sahabatnya cepat.
Bahagia sekali pertemanan kita dimasa putih abu-abu, kami berharap jika perpisahan telah terjadi diantara kita, kita tak saling melupakan.
Begitulah di pikiran Amira.
Canda tawa terdengar didalam mobil yang disopirkan oleh Sinta, mereka tampak bahagia seakan-akan tanpa beban.
Amira menyenggol lengan Sinta pelan membuat sang empu menoleh kesamping, Amira memberi isyarat dengan mata ekornya kearah belakang, Sinta yang paham akan hal itu mengikuti arahan dari Amira disana terdapat Adel yang sedari tadi tersenyum-senyum dan bersemangat.
Amira dan Sinta saling berpandangan membagikan kata batin mereka satu sama lain. Namanya juga sahabat, saling berpandangan aja terasa sangat bengek menyebabkan mereka tertawa bareng.
Bahkan secara fakta sholat bersama sahabat itu bagaikan sholat dengan setan, karena apa?
Lihat dia napas aja terkadang bikin mereka tertawa kencang dan pada akhirnya mereka tidak jadi melaksanakan sholat.
"Del, napa lo dari tadi semangat amat?" tanya Sinta to the point.
Adel hanya tersenyum lalu menjawab, "Gue bahagia akhirnya makanan di kulkas gue kagak abis dimakan ama mahluk laknat kek kalian berdua, hiks," isak Adel.
Amira dan Sinta hanya memutar bola matanya malas. Lalu melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda.
Dilain tempat ....
"Bro, maaf touring hari ini kita batalin," ucap kawan seperjuangan Langit membuatnya berdecak kesal.
"Sialan lo bro, kok batal sih nanti adek gue bawa temen ceweknya lagi kerumah, gue gak mau ya nanti temen adek gue kegatelan." Langit langsung cabut dengan menaiki motornya kerumah.
Langit mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata-rata tanpa memperdulikan umpatan-umpatan yang dilontarkan oleh penguna jalan lainnya.
Ia benar-benar merasa kesal karena touring yang ia tunggu-tunggu harus batal begitu saja apalagi ia telah memberi izin adiknya membawa nginep temen-temennya nanti malam.
'Apakah gue nginep aja ya di hotel?' pikir Langit menimbang-nimbang?
***
Decitan pintu terdengar keras sehingga suaranya bergema keseluruh ruangan yang ada dirumah.
"Rumah sepi aing koming!" jerit Sinta kegirangan, Adel yang berada dibelakangnya ikut menyusul masuk ke rumah.
"Assalamualaikum, ahli kubur," salam Amira pelan.
Adel dan Sinta menoleh kearah Amira dengan tatapan tajam membuat pemberi salam merinding.
"Maksud aku calon ahli kubur, kan dimasa depan kita bakal mati juga," alasan Amira cengegesan.
Sinta mengajak kedua sahabatnya naik ke lantai dua tempat kamarnya berada, Amira menaiki anak tangga satu persatu sambil mengedarkan pandangan keseluruh ruangan meratapi betapa mewahnya rumah sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Gadis Wattpad
Teen Fiction~END~ *** "Siapa kau?" tanya Amira "Saya pacar kaulah," jawab pria dengan setelan baju koko bewarna putih dan tak lupa wajah cengirnya. *** Apa yang harus dilakukan oleh gadis Yang bernama Amira Imanda Putri saat dia tahu bahwa ia lagi di teror oleh...