"Gue bilangin walaupun gue brengsek dan suka jajan diluar sana, dimasa depan gue juga pengen punya istri baik-baik."
~Kemal Arifin Kartosuwiryo~
Langit menatap bengis kearah pintu itu tetapi di saat matanya tertuju pada seorang gadis berjilbab yang diam mematung sembari menatap kehadirannya, entah mengapa ia merasa merindukan seseorang. Hatinya berdegup cukup cepat, seakan-akan merasa suatu perasaan yang mengebu-gebu.
Wajahnya terus mengarah kearah Amira dengan raut penasaran, Langit ingin mengetahui lebih banyak tentang gadis itu.
Langit yang penasaran mulai berpikir keras agar bisa masuk dan mendekati gadis itu, tapi ia harus bagaimana? Pintu itu di hadang oleh Sinta yang masih menatapnya tajam.
Langit tak habis pikir langsung menoyor kepala Sinta menyebabkan si adik mundur beberapa langkah, tanpa izin Langit menginjakkan kakinya kedalam kamar Sinta membuat si pemilik marah tak karuan.
Sinta mengadu kesakitan setelah mendapatkan kekerasan yang diberikan oleh abangnya itu, dia ingin sekali mengeluarkan dengan kekuatan reog Ponorogo yang terkenal itu.
Langit kemudian mendekati Amira dan Adel lalu berhenti tepat dihadapan kedua gadis itu walaupun matanya sedari tadi menatap Amira intens.
Adel yang menyadari tatapan Langit ikut mengarahkan pandangannya kearah Amira yang tengah berkeringat dingin. Amira takut sekaligus benci saat melihat sang mantan kekasih, eh, ralat maksudnya si penjilat.
Di lain hati Langit merasa ia benar-benar tidak asing saat melihat wajah Amira. Di otaknya sekarang tiba-tiba membayangkan wajah mantannya yang gendut dan kusam itu.
Langit langsung menggelengkan kepalanya keras-keras mengusir pikiran aneh. Tak habis kenapa ia bisa memikirkan Amira gendut itu.
Tak berselang lama Langit memutar badan dan keluar dari kamar milik adiknya itu. Membuat ketiga remaja itu melongo.
"Lo yakin? Saudara lo itu, kok beda amat wajahnya? jangan-jangan lo anak pungut?" tebak Adel.
Sinta menoyor kepala Adel keras menyebabkan Adel terjengkang kebelakang. "Lemes amat tuh bibir, habis dipresto?
Amira hanya diam menatap kepergian Langit, jujur untuk saat ini dia ingin pulang kerumah lalu menumpahkan segala kesedihan di bantal kesayangannya.
Amira juga syok saat mengetahui kalau kakak lelaki dari sahabatnya adalah mantannya sendiri.
Apakah dia tengah dipermainkan oleh dunia?
Siapa yang harus disalahkan? Sahabat? Tidak bisa karena Sinta tidak mengetahui jika kakaknya itu mantan dari sahabatnya.
Tuhan? Amira mana berani yang ada di azab kayak di sinetron ikan terbang. Bisa-bisa dia masuk tv dengan judul ... Di persempit kuburannya karena ketemu mantan.
Bara? Iya, itu jawaban yang benar. Pokoknya Amira harus menyalahkan lelaki itu baik disengaja maupun tidak disengaja, pokoknya Bara salah.
***
"Anak-anak hari ini bapak mau membagikan hasil ulangan kalian," ucap si guru sambil membenarkan lembaran kertas yang ada di mejanya.
Bisikan demi bisikan mulai terdengar dari ucapan takut akan nilai turun, bercerita mengatakan dia loss no rewel terhadap nilai bahkan ada yang takut ponselnya bakal disita karena nilai jelek.
Hal itulah yang dialami oleh Sinta. "Mir, gue takut nanti kalau nilai gue turun ponsel gue disita ama abang gue," curhat Sinta melas.
Amira mengeryitkan dahi lebarnya, di hatinya ia bertanya-tanya kenapa harus takut dengan Langit? orangnya aja bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Gadis Wattpad
Novela Juvenil~END~ *** "Siapa kau?" tanya Amira "Saya pacar kaulah," jawab pria dengan setelan baju koko bewarna putih dan tak lupa wajah cengirnya. *** Apa yang harus dilakukan oleh gadis Yang bernama Amira Imanda Putri saat dia tahu bahwa ia lagi di teror oleh...